Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Memberantas Begal Sepeda

Rahmatul Fajri
11/11/2020 03:35
Memberantas Begal Sepeda
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana (kedua dari kiri) didampingi Kabid Humas Kombes Yusri Yunus (kiri) menyampaikan keterangan(Dok.Humas PMJ)

AKBAR Darmansyah, anggota komunitas pesepeda Too Much Idea Cycling Cult, dalam beberapa hari ini sibuk menyerukan kampanye untuk menyampaikan kerisauan atas maraknya kasus begal sepeda dan jambret terhadap para pengayuh sepeda.

Kelompok pesepeda tersebut menempelkan kertas di punggung dengan pelbagai tulisan saat gowes. Tulisan seperti ‘Saya Trauma  Dijambret’, ‘Masa Tega sih Ngebegal’, atau ‘Saya Gajian Tanggal 1’, ‘Jangan Dibegal, Sama-Sama Susah’, dibuat agar bisa membuka kesadaran kepada masyarakat bahwa semua orang berhak untuk tidak dibegal. 

Akbar sadar bahwa aksi tersebut tidak bisa dijadikan alat untuk menurunkan kejahatan begal. Namun, ia berharap setidaknya tulisan tersebut bisa membuat pesepeda semakin lebih waswas dan berhati-hati kepada para jambret di jalanan.

Akbar sendiri pernah menjadi korban begal sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta, pada Juli silam. Ketika gowes bersama ketiga rekannya, Akbar hendak melakukan panggilan untuk menghubungi rekannya yang lain. Alih-alih bisa bertelepon, sang begal pun datang menggasak ponselnya secara tiba-tiba.

Begal sepeda menjadi fenomena beberapa waktu terakhir ini. Meningkatnya tren bersepeda di tengah pandemi covid-19 ternyata menjadi peluang bagi para kriminal.

Para begal sepeda ini tampaknya tak ciut dalam melakukan aksi, yakni saat pagi hari dan di tengah keramaian di pusat kota. Selain itu, membegal sepeda membuat mereka lebih mudah kabur dari kejaran korban.

Dua kasus pembegalan sepeda sempat viral di media sosial, seperti kejadian yang menimpa aktor Anjasmara. Ia membagikan kisahnya saat berusaha membela diri dari begal yang akan mengambil barangnya pada akhir Oktober lalu. Anjasmara kemudian terjatuh dan mengalami benturan di kepala.

Begitu juga dengan Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko yang dibegal pada Senin (26/10) pagi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Pangestu mengalami luka-luka dan sempat dirawat di rumah sakit.

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan ada 13 laporan pembegalan sepeda dalam dua bulan terakhir. Ini menjadi perhatian khusus bagi pihaknya agar tak lagi meresahkan masyarakat yang kini tengah mengandrungi aktivitas bersepeda.

“Memang kini menjadi tren, bersepeda pada masa pandemi. Kesempatan ini dimanfaatkan betul oleh para begal untuk beraksi. Ini sangat jelas membuat masyarakat resah karena kurang lebih 13 kasus yang dilaporkan ke PMJ maupun polres jajaran,” kata Nana di Kantor Polda Metro Jaya, Sabtu (7/11).

Nana mengatakan pihaknya serius memberantas begal sepeda itu dengan telah mengungkap 10 kasus dari 13 laporan yang diterima dan menetapkan 22 tersangka. Ia mengatakan akan terus mengejar para pelaku yang memang menyasar barang milik korban, seperti telepon seluler.

Mantan Kapolda NTB itu mengatakan tindakan represif kepada para begal menjadi sinyal bahwa pihaknya tak segan-segan kepada para kriminal yang meresahkan masyarakat itu. Ia mengatakan dari 22 tersangka, 3 orang tewas ditembus timah panas. Mereka mencoba  melawan petugas saat akan ditangkap.


Tim Khusus

Ia mengatakan pengungkapan itu adalah hasil dari tim khusus antibegal yang dibentuk hingga ke polres jajaran. Ia mengatakan tim khusus itu terus bergerak mengungkap pelaku agar menjadi sinyal buruk bagi kelompok kriminal lain untuk berbuat hal serupa.

“Tim khusus yang kita buat di polda di bawah kendali Ditreskrimum. Di tingkat polres di bawah kendali kapolres. Ini terus kamu upayakan. Hasilnya seminggu terakhir ini hanya ada satu tambahan laporan,” kata Nana.

Meski menunjukkan perkembangan setelah pengungkapan, Nana mengatakan pihaknya tak berhenti dengan terus melakukan upaya preemtif. Ia mengatakan terus mengimbau, baik secara langsung di lapangan maupun di media sosial, agar masyarakat yang bersepeda terus menjaga keamanan dan keselamatan.

“Kami imbau jangan bersepeda sendiri. Hindari rute yang sepi dan simpan barang berharga dengan aman. Bahkan, kami imbau jangan
bawa barang-barang berharga supaya tidak memancing para pelaku,” kata Nana.

Selain itu, pihaknya melakukan upaya pencegahan dengan berpatroli di rute sepeda yang rawan, seperti Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman, Jalan Rasuna Said, dan kawasan Monas.

Ia mengatakan tim khusus antibegal bersama Kodam Jaya, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP akan berpatroli di wilayah rawan tersebut. Patroli tersebut, kata Nana, tak hanya berlangsung pada pagi hari, tapi juga saat malam hari ketika ada warga yang pulang dari kantor dengan bersepeda.

“TNI, Polri, dan aparat pemda akan lebih meningkatkan kembali untuk tetap menjamin keamanan bagi masyarakat. Sejatinya selama ini sudah berjalan, tapi mereka (pelaku) terkadang memanfaatkan saat petugas lengah. Kami akan terus meningkatkan untuk mampu menjamin keamanan di Jakarta ini,” kata Nana.

Lebih lanjut, Nana mengatakan, meski telah melakukan sejumlah upaya dari imbauan hingga penindakan, pihaknya membutuhkan lebih banyak kamera pengawas atau CCTV di jalanan Jakarta.

“Kamera CCTV di Jakarta kami anggap masih kurang. Ini masihkami koordinasikan dengan pemerintah daerah untuk memasang lagi di beberapa lokasi yang kita anggap rawan,” kata Nana.

Sementara itu, terpisah, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono mengatakan tim khusus antibegal telah berpatroli di jalur sepeda, khususnya pada akhir pekan saat warga ramairamai bersepeda.

“Tim cegah yang tergabung dalam satgas khusus Polrestro Jaksel menggelar pengamanan di sepanjang jalur pelintasan yang dilalui oleh warga yang berolahraga sepeda,” kata Budi saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Budi menjelaskan personel akan ditempatkan di empat wilayah yang rutin dilalui pesepeda, yakni sepanjang Sudirman yang masuk wilayah Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Cilandak, dan Pondok Indah.

Budi mengatakan kehadiran petugas di lapangan akan memberikan rasa aman kepada warga yang bersepeda. “Pengamanan ini sangat humanis dengan menyapa para goweser, dengan tujuan meyakinkan warga atau goweser aman berolahraga,” kata Budi.

Selain itu, Polres Metro Jakarta Pusat juga membentuk tim khusus antibegal yang difokuskan di kawasan Jalan Sudirman dan MH Thamrin yang memang menjadi area rawan begal.

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKB Heri Ompusunggu mengatakan puluhan personel akan disiagakan di berbagai titik. “Kami tempatkan puluhan karena ingin membuat para pesepeda merasa aman,” ungkap Heri. (Ykb/J-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik