Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Jakarta Darurat Covid-19, Epidemiolog Sarankan Bodetabek Ikut PSBB

Hilda Julaika
10/9/2020 18:56
Jakarta Darurat Covid-19, Epidemiolog Sarankan Bodetabek Ikut PSBB
Foto udara kawasan pusat bisnis di Jakarta yang lengang saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Jumat (10/4/2020).(MI/RAMDANI)

AHLI Epidemiologi Dicky Budiman mengatakan untuk membuat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta efektif perlu didukung oleh wilayah penyangga Jakarta karena pergerakan orang dari Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi sangat tinggi.

Menurutnya, jika PSBB di Jakarta ingin efektif penyelenggaraannya maka diperlukan dukungan semua sektor dan pihak.

Baca juga: DKI Jakarta Kembali PSBB Total, Ini Pro Kontra Selebritas

"Pesan utamanya harus dilakukan dengan dukungan semua sektor tanpa kecuali (termasuk yang melibatkan pusat karena posisinya ada di DKI).Dan peran daerah penyangga juga penting dalam bentuk PSBB serentak se-Jabodetabek. Supaya optimal dan efektif," ucapnya pada Media Indonesia, Kamis (9/9).

Menurutnya, Pemerintah Pusat harus bisa memfasilitasi kebijakan ini dengan mendorong pertemuan dan pembahasan antara Jakarta dan Kepala Daerah di Bodetabek.

"Pemerintah pusat harus berperan memfasilitasi ini," jelasnya.

Sementara itu, Dicky juga mengingatkan, agar pemerintah tetap melakukan peningkatan kemampuan testing dan tracing. Hal ini harus tetap ditingkatkan, pihaknya menekankan jangan sampai PSBB tidak diiringi dengan pelacakan kasus Covid-19. Sebab kedua hal ini merupakan pengendalian utama covid-19.

"Selama PSBB maupun setelahnya pengendalian covid-19 yang utama yakni testing dan tracing hingga isolasi dan karantina harus terus dilakukan. Ini adalah andalan utama. PSBB hanya strategi tambahan,"tegasnya.

Adapun menurutnya, berdasarkan data World Health Organization (WHO) menunjukkan dalam tiga pekan terakhir, tidak ada penurunan kematian terkonfirmasi di wilayah DKI Jakarta yang menjadi syarat epidemiologi untuk melonggarkan pembatasan sosial.

Selain itu, sebulan terakhir secara kumulatif, jumlah kasus positif di DKI Jakarta per 09/09 mencapai 49.839. Jumlah kematian mencapai 1.347 orang yang sudah terkonfirmasi positif, sementara orang meninggal dengan status suspek 2.302, dengan sattus probable 1.734. Di antara mereka yang meninggal, setidaknya terdapat 15 tenaga kesehatan.

Baca juga: Hari Ini, Kasus Sembuh Covid-19 Bertambah 2.310 Orang

Dari data kasus positif Covid-19 di DKI, 55.2% di antaranya adalah orang yang tidak menunjukkan gejala. Sejumlah studi menunjukkan bahwa mereka yang tanpa gejala rentan menularkan infeksi ke orang di sekelilingnya tanpa mereka sadari.

"Kapasitas Rumah Sakit pun mulai penuh & tidak akan tertampung pada akhir September. Jika pertambahan kasus positif terus meningkat seperti saat ini, maka kematian terkonformasi akan mencapai 3.000 pada akhir Oktober," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya