Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HAMBATAN untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) ternyata masih dirasakan siswa di Jakarta. Pengawas sekolah dari Kementrian Agama Jakarta Timur Wawan Kurniawan mengungkapkan banyak siswa tidak memiliki gawai pintar untuk ikut belajar daring.
"Di level SD madrasah saja, di Jakarta Timur, seperti Cakung, banyak siswa tidak memiliki gadget untuk mengikuti PJJ. Mereka ada yang meminjam ke temannya," jelas Wawan kepada Media Indonesia, Jumat (24/7).
Wawan mengasumsikan jika di satu kecamatan dengan 11 SD madrasah bisa 50 hingga 100 siswa yang tidak memiliki ponsel untuk mengikuti belajar jarak jauh tersebut.
Baca juga: DPRD DKI Sebut Anak Jadi Korban Pembelajaran Jarak Jauh
Daerah yang padat pemukiman seperti di Cakung, Pulo Gadung, dan daerah Jakarta Timur lainya kerap diketahui memiliki masalah tersebut.
"Jadi enggak usah jauh-jauh. Di Jakarta juga masih banyak. Saya kan sering cek ke lapangan, valid itu. Nanti Pemprov atau siapa bisa investigasi. Saya lihatnya miris dan terganggu karena ternyata banyak yang tidak miliki HP," terang Wawan.
Selain di Jakarta, masalah siswa yang tidak memiliki ponsel juga ditemukan di beberapa sekolah tingkat SMA di Bogor.
Istri Wawan yang beprofesi sebagai wakil kepala sekolah di salah satu SMA juga mengungkapkan ada siswa yang meminjam ponsel temanya atau dipinjamkan dari sekolah untuk mengikuti ujian sekolah.
"Ada tujuh orang di satu SMA yang kesulitan ikut ujian akhir. Akhirnya sekolah meminjamkan HP ke mereka. Jadi banyak temuan itu," pungkas Wawan.
Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriawan Salim meminta Kementrian Pendidikan dan Kementrian Agama untuk mendata jumlah siswa dan guru yang tidak punya gawai pintar dan tidakpunya akses terhadap internet selama PJJ.
"Kebijakan negara sangat segera dibutuhkan untuk mengintervensi kualitas prmbelajaran PJJ luring ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, disparitas kesenjangan kualitas pembelajaran dan pendidikan kita makin timpang. Kewajiban pemerintah memperpendek ketimpanganan kualitas pendidikan tersebut," pungkas Satriawan dalam keterangan resminya. (OL-1)
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Program kuliah online bisa menjadi alternatif cara bagi para pekerja untuk meraih gelar sarjana. Seperti apa prosesnya?
Tersedia layanan design & build, sebuah solusi lengkap dari awal hingga akhir bagi bunda yang ingin mewujudkan berbagai ide kreatifnya.
Peluang edutech tetap ada namun membutuhkan perhitungan bisnis cermat.
Tantangan teknologi ini memang tidak mudah. Namun, ia menegaskan para guru bisa mencontoh kisah sukses metode home learning yang sudah diterapkan di negara-negara lain.
Kemendikbud diminta menjamin akses dan kebutuhan kuota internet selama belajar jarak jauh.
Hal itu karena Indonesia menempati urutan ke-26 dunia untuk kasus covid-19 dan Jakarta menduduki posisi kedua di Indonesia dalam jumlah kasus covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved