Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SUBDIT Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya terus melakukan penyelidikan pascameninggalnya tersangka eksploitasi anak secara seksual dan ekonomi yang dilakukan oleh Francois Abello Camille, 65.
Selain tetap melakukan identifikasi terhadap korban, pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan Badan Siber Sandi Negara untuk mendalami laptop milik warga negara Perancis tersebut. Menurut Kasubdit Renakta AKBP Piter Yanottama, pihaknya mengendus adanya pasar dari video-video yang direkam oleh tersangka.
"Insting, naluri kami melihat kok ini sebenernya kejahatan serius, kejahatan transnasional. Memang ada foto dokumentasi, video segala macem, dengan modus operandi dan ciri khas karakteristik sepertinya ada pasar nih, sepertinya yah. Masih dugaan, belum ada bukti memang," kata Piter kepada mediaindonesia.com, Kamis (16/7).
Piter mengatakan koordinasi yang dilakukan dengan BSSN diperlukan sebab Camille meng-enkripsi laptopnya. Padahal saat melakukan penangkapan, polisi masih dapat mengakses laptop tersebut karena masih dalam keadaan menyala.
"Pada saat penggerebekan pertama itu kan laptopnya masih hidup, kita sempet identifikasi. Kita nggak menyangka ketika laptopnya habis baterai, ternyata langsung otomatis ke-enkripsi," terang Piter.
Menurut Piter, pihaknya masih berupaya untuk mencari tersangka lain dalam kasus ini. Ia berharap dari penyelidikan terhadap laptop Camille, polisi dapat menemui titik terang. Penyelidikan rekam jejak digital tersebut diperlukan guna mengetahui keterlibatan pihak lain.
"Kalau misalnya ternyata pada saat dia melakukan ternyata dia tidak sendiri, kemudian dia berinteraksi, nah interaksinya mungkin dibuktikan dengan misalnya ada foto atau video lagi di dalam laptop," papar Piter.
Baca juga : Polda Metro Gelar Operasi Patuh Mulai 23 Juli
"Atau misalnya begitu kami angkat laptop atau handphone-nya, ada berinterkasi di WhatsApp, ada yang order, kemudian ada yang menerima, kemudian ada yang menransfer, nah itu berarti kan ada tersangka lagi nih. Orang yang bisa kita mintai pertanggungjawaban pidana lagi nih, tapi sampai saat ini masih belum muncul, masih mengejar ke sana," tandasnya.
Diketahui, polisi menangkap Camille di Hotel Prinsen Park, Jakarta Barat tempat ia menginap sejak April - Juni 2020. Berdasarkan data di laptop milik Camille, setidaknya ada 305 anak yang menjadi korban kekerasan seksual Camille. Sampai sejauh ini, polisi baru dapat mengidentifikasi 19 korban.
Camille dinyatakan meninggal pada Minggu (12/7) lalu setelah melakukan percobaan bunuh diri dengan melilitkan kabel ke lehernya di ruang tahanan PMJ. Ia melakukan aksi tersebut pada Kamis (9/7) malam.
Menurut Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan PMJ Kombes Umar Shahab, pihaknya sempat membawa Camille ke RS Polri Kramat Jati. Berdasarkan hasil diagnosa dokter, sambung Umar, Camille mengalami retakan pada tulang leher bagian belakang. Hal itu menyebabkan Camille kekurangan pasokan oksigen. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved