Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTORAT Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap seorang tersangka berinisial FPH yang diduga telah melakukan kasus illegal access terhadap data pelanggan operator Telkomsel.
Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Reinhard Hutagaol, menuturkan bahwa pelaku merupakan karyawan outsourcing GraPARI di Rungkut, Surabaya, yang sejatinya tidak memiliki akses terhadap data tersebut.
Tersangka pun ditangkap di Surabaya pada Kamis (9/7). "Direktorat tindak pidana siber telah mengamankan seorang pelaku akses illegal tanggal lahir 16 Februari 1993 jenis kelamin laki-laki pekerjaan karyawan," papar Reinhard.
Reinhard menjelaskan, penangkapan dilakukan di ruko GraPARI Rungkut Jalan Insinyur Soekarno Ruko nomor 2 B Rungkut Surabaya.
Baca juga: Terkait Kasus Denny Siregar, Bagaimana Memproteksi Data Pribadi?
Penangkapan ini berkaitan dengan tersebarnya data pribadi penggiat media sosial, Denny Siregar ke jagat media sosial twitter melalui akun @Opposite6891.
Adapun kronologinya, tersangka yang bekerja sebagai customer service meng-capture kumpulan data-data tersebut guna dikirimkan ke akun twitter @Opposite6891 melalui pesan pribadi (direct message).
Pengambilan gambar tersebut diyakini oleh penyidik dilakukan karena data-data dalam sistem operator tersebut tidak dapat di copy-paste.
"Jadi ini bukan hasil capture yang asli tapi diketik kembali oleh pemilik Twitter dan disebarkan, Nah itulah yang menjadi evidence buat kami," ujarnya. (OL-4)
Peretasan ini bukan hanya menimpa hotel di Kota Bandung, tetapi juga terjadi di beberapa hotel yang ada di Indonesia.
Manchester United bersikeras bahwa situs web dan aplikasi klub tidak mengalami masalah dan keamanan data-data pribadi para penggemar dan pelanggan tetap terjaga.
Platini, yang diretas menjelang pertemuan dengan kepolisian Prancis untuk membahas soal korupsi terkait Piala Dunia, mengaku sangat terkejut dengan laporan itu.
Kelompok peretas yang berbasis di India menargetkan para kritikus Piala Dunia 2022 Qatar. Tuduhan itu muncul dari hasil investigasi media Inggris, Sunday Times.
Football Leaks merupakan kebocoran informasi terbesar sepanjang sejarah olahraga dan memicu penyelidikan di Belgia, Britania Raya, Prancis, Spanyol, dan Swiss.
DI Indonesia, kasus kebocoran data pribadi sebetulnya bukan hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir, tidak sekali-dua kali terjadi kasus kebocoran data pribadi yang dilakukan para peretas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved