Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengunjungi Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (29/5).
Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) hingga level kelurahan jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir 4 Juni 2020 mendatang. Anies dan Riza turut didampingi Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti.
“Jadi, pagi ini, saya dan Pak Wagub meninjau kesiapan puskesmas di Kecamatan Kramat Jati. Kita menyadari ini adalah pekan penentuan apakah pembatasan sosial akan diteruskan atau dituntaskan. Bila dituntaskan, artinya kita mulai masuk masa transisi. Di masa transisi ini, masyarakat mulai berkegiatan di luar meskipun masih terbatas,” jelas Anies usai melakukan peninjauan.
Konsekuensi dari tuntasnya masa PSBB ini berupa dimulainya kembali berbagai interaksi, termasuk interaksi langsung antarorang yang merupakan salah satu penyebab penyebaran covid-19. Hal tersebut yang mendasari Anies memastikan kesiapan fasilitas kesehatan dan tenaga medis.
“Kita tahu virusnya menular lewat interaksi, bila ada yang terpapar maka beban terbesar yang akan menghadapi adalah jajaran tim kesehatan. Jadi kalau menjelang masa transisi yang harus dicek adalah fasilitas kesehatan, kalau tempat-tempat lain yang mereka alami hanya tambah pengunjung. Kalau fasilitas kesehatan harus bersiap untuk menyembuhkan mereka yang terpapar dan memiliki keluhan kesehatan,” terangnya.
Berdasarkan peninjauan di Puskesmas Kramat Jati, Anies memastikan DKI Jakarta telah memiliki fasilitas kesehatan yang memadai hingga tingkat Puskesmas.
“Jadi saya tadi, kami lihat di Kramat Jati, Tenaga medisnya siap, fasilitasnya siap, bahkan APD sudah disiapkan lebih dari 2.000. Alhamdulillah dari sini nampak fasilitas kesehatan Jakarta siap dan insya allah bila nanti ternyata ini (PSBB) penghabisan kita mulai transisi, maka pertahanan kesehatannya sudah disiapkan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kramat Jati Inda Mutiara menjelaskan pihaknya telah mempersiapkan seluruh kebutuhan kesehatan mulai dari logistik hingga sumber daya manusia untuk masa pandemi sejak Januari. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan berbagai langkah untuk meminimalisir penyebaran covid-19.
“Kami di Puskesmas Kramat Jati sudah menyiapkan sejak sekitar Januari begitu ada edaran dari Dinkes. Alhamdulilah sampai saat ini berkat dukungan seluruh pihak kami bisa melaksanakan tugas dari mulai menepis dan mengedukasi warga seperti membiasakan warga cuci tangan dan memakai masker. Jadi penepisan pasien yang batuk demam kita sudah mulai dari pintu depan puskesmas, ketersediaan APD juga sudah siap karena tanpa itu kita seperti perang tapi tidak membawa senjata. Nanti akhirnya petugas kita yang harusnya menyembuhkan malah terdampak,” tutupnya. (OL-1)
Rencana layanan psikologi di seluruh puskesmas pada 2025 sebagai langkah positif dan progresif.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman melakukan pengecekan langsung terhadap pelaksanaan Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak di Pulau Sabutung, Kabupaten Pangkep.
Layanan kesehatan dokter spesialis yang disiapkan di puskesmas meliputi bidang kebidanan, kesehatan anak dan jantung.
SEMBILAN lokasi fasilitas pendidikan dan kesehatan Provinsi Maluku Utara yang mengalami keterbatasan konektivitas memperoleh bantuan layanan internet satelit.
Rasio saat ini, yakni satu dokter gigi untuk setiap 3.000 pasien, masih jauh dari kondisi ideal.
Perlu evaluasi dan koordinasi harian/mingguan antara Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG), dinas pendidikan, dan Satuan Pendidikan untuk menyelaraskan jadwal, menu makanan.
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved