Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Listrik sudah Diputus, Ada Warga Siapkan Tenda

Sri Cahya Lestari
27/2/2016 16:45
Listrik sudah Diputus, Ada Warga Siapkan Tenda
(MI/Galih Pradipta)

DUA hari jelang penertiban kawasan Kalijodo, hampir semua warga telah mengosongkan tempat tinggal mereka. Namun tak semua warga mau direlokasi ke Rumah Susun Marunda atau Rusun Pulogebang.

Salah satunya Edi, warga RT 01 RW 05, Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Ia mengaku enggan untuk pindah karena tak punya banyak uang untuk membayar sewa rusun dan juga biaya penggunaan listrik dan air.

"Saya ber-KTP DKI. Tapi enggak mau ah tinggal di rusun, bayarnya mau pakai apa, pekerjaan saya sudah nganggur, di sana enggak ada usaha lagi kayak gini," ujar Edi saat ditemui di kawasan Kalijodo, Sabtu (27/2).

Ia mengaku sudah selama 20 tahun tinggal di Kalijodo. Ia tinggal di rumah semi permanen yang tidak begitu besar. Ukurannya hanya sekitar 4x8 meter persegi. Di rumah itu, Ia tinggal bersama empat orang anak dan istrinya.

Menurut dia, harga sewa rusun yang ditawarkan pemerintah memang tergolong murah yaitu mulai dari Rp180 ribu sampai Rp280 ribu. "Namun, harga belum termasuk biaya listrik dan air. Kalau di sini Rp300 ribu sudah sama listrik dan air, enggak usah mikirin itu lagi," ungkap Edi.

Hingga saat ini, Edi dan keluarganya belum mendapatkan tempat tinggal baru. Ia bersikukuh menolak tinggal di rusun yang ditawarkan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau Ahok.

Rencananya, kata Edi, ia rela tidur di tenda apabila sampai hari pembongkaran pada Senin 29 Februari 2016 mendatang belum mendapatkan rumah. Kendati demikian, ia dan keluarga sudah mengungsikan barang-barangnya.

"Enggak apa-apa kami tidur di tenda, mau gimana lagi, enggak punya uang," pungkas Edi.

Berdasarkan pantauan, kawasan hiburan malam itu sudah banyak yang dikosongkan. Ada juga sejumlah warga yang membongkar sendiri bangunan rumah ataupun kafe miliknya.

"Iya kan sudah keluar SP2 nih, sudah disuruh pindah," ujar Eni, warga Kalijodo saat ditemui di depan rumahnrya, Sabtu (27/2).

Eni yang sebelumnya berjualan minuman dan makanan kecil di kawasan Kalijodo ini harus pasrah tergusur. Eni dan keluarga mengaku sudah tiga tahun tinggal di Kalijodo. Selama tiga tahun itu, ia harus membayar sewa kontrak rumah Rp200 ribu sampai Rp350 ribu.

Ia bersama keluarganya sampai saat ini belum menemukan tempat tinggal selanjutnya. "Rencananya sih mau pindah ke Jembatan Besi sana, tapi belum dapat harganya yang pas alias murah," ujar Eni.

Namun, kata Eni, di Jembatan Besi pun, ia belum menemukan harga yang sama dengan di tempat tinggal yang lamanya.

Sementara, Eni bersikukuh menolak tawaran dari pemerintah untuk tinggal di rumah susun. Pasalnya ia mengeluh tak punya uang untuk membayar sewanya, meski akan digratiskan untuk tiga bulan pertama.

"Harga sewa rusun sih ya enggak jauh beda, Rp350ribu, tapi untuk rusun biaya segitu belum mencakup listrik. Kita enggak ada uangnya," ucap Eni.

Eni dan keluarganya berharap bisa secepatnya mendapatkan kontrakan yang harganya murah. "Ya masih ada dua hari lagi, semoga besok dapat kontrakan baru, kalo belom dapat juga pasang tenda aja lah disini,"ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, aliran listrik di Kalijodo, baik yang berada di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat, telah diputus. Kawasan tersebut sudah tidak dialiri listrik selama tiga hari terkahir. Hal itu dilakukan supaya tidak mengganggu alat berat yang disiapkan untuk prosesi penggusuran Kalijodo.

Selain itu, Pemprov DKI juga telah menyiapkan alat berat untuk mengeksekusi bangunan-bangunan yang berdiri di kawasan Kalijodo. Ada sekitar 10 alat berat di sekitar lokasi. Terdapat delapan escavator yang cukup besar di Jalan Bidara Raya, Jakarta Utara. Sementara, dua escavator lainnya berada di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat. (X-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya