Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat hasil analisis pekan terakhir April 2020 menunjukkan kondisi kalender polutan kembali lebih didominasi kondisi udara dengan kategori sedang seiring dengan kondisi curah hujan yang berkurang.
“Kecuali sumber polusinya berkurang maka ketiadaan hujan tidak akan begitu berpengaruh,” kata Kasubdit Informasi Pencemaran Udara BMKG Suradi di Jakarta, Rabu (29/4).
Ia menjelaskan air hujan yang secara alamiah dapat “mencuci” atau menghilangkan partikel pencemar di udara kini berkurang jumlahnya.
Bahkan sejak 16 sampai dengan 26 April 2020 tidak tercatat adanya hujan yang tercurah di wilayah Jakarta.
Suradi merujuk studi estimasi Prof Puji Lestari dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan 47 persen sumber polusi berupa partikel berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM2.5) berasal dari sektor transportasi.
Sedangkan polusi berupa partikel berukuran lebih kecil dari 10 mikron (PM10) juga mayoritas atau 44 persen berasal dari transportasi. “Kita ketahui bahwa PM10 adalah gabungan dari PM2.5 dan PM10 itu sendiri,” ujar Suradi.
Seperti diketahui pada masa pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekan penyebaran SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 saat ini, kendaraan besar khususnya angkutan logistik masih beroperasi. “Hingga sore ini lumayan membaik,” ujar Suradi menjelaskan kualitas udara Jakarta hingga Rabu sore.
Hal tersebut karena hujan turun di sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya. (OL-12)
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved