Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
POLRI mengonfirmasi pihaknya menangkap aktivis sekaligus peneliti kebijakan publik Ravio Patra.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono mengungkapkan polisi menangkap Ravio setelah mendapatkan laporan dari saksi berinisial DR. “Saksi inisial DR menyampaikan laporan ke Polda Metro Jaya bahwa dia menerima Whatsapp (WA) dari seseorang dengan nomor 081 sekian-sekian,” terang Argo di Jakarta, kemarin. “WA tersebut isinya ialah mengajak di April ini untuk melakukan aksi penjarahan,” sambungnya.
Argo menyebut Ravio ditangkap di daerah Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (22/4) malam. Ketika itu Ravio akan masuk ke mobil diplomatik Kerajaan Belanda. Selain Ravio, polisi turut menangkap warga negara Belanda berinisial RS. “Ia kami tangkap pada saat mau masuk kendaraan berpelat CD, diplomatik dari Kedutaan Besar Belanda,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto mengatakan, sebelum ditangkap Ravio mengaku akun WA miliknya diretas. “Peristiwa ini saya minta segera dilaporkan ke Whatsapp, dan akhirnya oleh Head of Security Whatsapp dikatakan memang terbukti ada pembobolan,” ujar Damar.
Namun, pesan WA itu telah menyebarkan pesan bernada provokasi yang berbunyi ‘Krisis sudah saatnya membakar! Ayo kumpul dan ramaikan 30 April aksi penjarahan nasional serentak semua toko yang ada di dekat kita bebas dijarah’.
Argo mengatakan polisi membawa ponsel milik Ravio ke Pusat Laboratorium Forensik untuk dilacak jejak digitalnya. “Saat ini dari penyidik Polda Metro Jaya sedang mengirimkan kepada Labfor, mau lihat jejak digitalnya seperti apa. Saat ini kita masih menunggu,” kata Argo.
Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil pun mendesak kepolisian dan Presiden Joko Widodo untuk segera melepaskan Ravio Patra. Mereka juga meminta Kapolri untuk menangkap peretas akun media sosial milik orang yang kritis terhadap pemerintah.
Sebelumnya, Ravio sempat mengkritik Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar yang diduga terlibat konflik kepentingan dalam proyek-proyek pemerintah di Papua. Selain itu, Ravio juga mengkritik pemerintah tentang penanganan virus korona. (Ykb/Tri/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved