Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Dishub: Mobilitas Pengguna Kendaran Pribadi masih Tinggi

Cindy Ang
22/4/2020 08:04
Dishub: Mobilitas Pengguna Kendaran Pribadi masih Tinggi
Pemandangan antrian mobil dan sepeda moter tetap saat jam pulang kantor di Jalan Taman Margasatwa Raya, Pasar Minggu Jakarta, Rabu (15/4).(MI/MOHAMAD IRFAN)

DINAS Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengakui mobilitas masyarakat pengguna kendaraan pribadi cukup tinggi selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu terjadi lantaran kendaraan pribadi menjadi primadona para pekerja sektor dikecualikan.

"Kita mengarahkan masyarakat dalam beraktivitas itu menggunakan kendaraan pribadi. Jadi berdasarkan data memang volume lalu lintas itu masih cukup tinggi walau tidak seramai hari-hari biasanya," kata Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo saat dihubungi, Selasa (21/4).

Syafrin mengatakan penggunaan kendaraan pribadi dapat meminimalkan potensi penularan virus Korona (covid-19). Sebab mereka yang menggunakan kendaraan pribadi harus memenuhi sejumlah syarat.

Seperti wajib menggunakan masker, jumlah penumpang dibatasi 50% dari jumlah kursi. Memiliki KTP dengan alamat yang sama hingga penggunaan kendaraan hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok atau berkegiatan di sektor dikecualikan selama PSBB.

"Nah ini yang kita harapkan bisa diterapkan (penggunaan kendaraan pribadi) dan ini Alhamdulillah cukup baik," ujar Syafrin.

Kendati demikian, jumlah pelanggar selama masa PSBB di ibu kota cukup banyak. Pekan lalu mulai Senin, 13 April hingga Minggu, 19 April 2020 tercatat jumlah pelanggaran mencapai 18.974.

Baca juga: Dishub Desak Aturan WFH Ditegakkan

Menurut Syafrin, Dishub beserta TNI-Polri masih terus melakukan upaya preventif dan humanis dalam menangani para pelanggar. 

"Jadi ada yang penumpang lebih kita turunkan, ada yang tidak menggunakan masker kita imbau untuk menggunakan masker, seperti itu," ucapnya.

Mobilitas masyarakat pengguna kendaraan pribadi cukup tinggi, berbanding terbalik dengan penggunaan kendaraan umum. Dengan demikian, kata dia, kebijakan Gubernur terkait transportasi cukup efektif.

Jumlah penumpang angkutan umum menurun drastis. Untuk MRT rata-rata hanya 5 ribu penumpang per hari. Sementara LRT rat-rata menjadi 250 penumpang per hari.

"Transjakarta juga turun drastis. KRL juga turun sekitar 80%," tutup Syafrin. (A-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya