Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Begini Pandangan Dua Cawagub DKI Jakarta soal Penanganan Banjir

Insi Nantika Jelita
06/3/2020 21:22
Begini Pandangan Dua Cawagub DKI Jakarta soal Penanganan Banjir
Dua calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Nurmansjah Lubis(Antara/Galih Pradipta)

DUA calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dan Nurmansjah Lubis saling lempar argumen soal penangan banjir.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nurmansjah menilai ada penyebab mengapa Jakarta dilanda banjir beberapa kali dalam dua bulan terakhir.

Ia menyoroti soal Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang sudah rusak berat. Lalu banyak pipa drainase yang berkarat. Nurmansjah mengatakan hal tersebut perlu diganti.

"Uang untuk pengendalian banjir cuma sedikit Rp1,5 triliun. Enggak apa-apa uang kita buang untuk pengendalian banjir daripada kita dibully terus. Sudah fokus saja di situ meski dananya luar biasa," kata Nurmansjah saat diskusi 'Ngobrol Bareng Cawagub DKI dari PSI' di Conclave Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/3).

Nurmansjah yang pernah menjadi anggota DPRD selama 10 tahun, menyebutkan bahwa pada era gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki penanganan banjir yang baik. Yakni membuat sistem cerucuk.

Baca juga : Pesan M Taufik ke Warga DKI: Kok Ribet, dari Dulu juga Banjir

"Pas zaman Jokowi-Ahok bagus tuh ada cerucuk. Itu dipasang di titik tertentu yang ada cekungan. Jadi, bukan hanya sumur resapan saja yang dibuat, itu kurang efektif. Saya tahu karena pernah waktu itu masih di DPRD," tutur Nurmansjah.

"Lalu banjir kemarin itu saya lihat PPSU sepi. Di 267 kelurahan harus kita pelototin (kerjanya). Jangan sampai dua tahun kerja (jadi wagub) sibuk kondangan. Harus kerja, kerja," tukasnya.

Sementara itu, cawagub dari Gerindra Ahmad Riza Patria menilai masalah banjir karena minimnya ruang terbuka hijau yang seharusnya mencapai 30% di Ibu kota. Oleh karenanya ia menginginkan adanya perluasan ruang terbuka hijau.

"Air dari dataran tinggi yang turun itu menjadi banjir karena ruang terbuka hijau semakin kecil. Kan sekarang itu enggak sampai 10% bahkan. Memang kerap terjadi perencanaan yang tidak baik saat membangun sebuah tempat di kota. Makanya memperluas ruang terbuka hijau," tutur Riza.

Riza juga membandingkan Jakarta dengan negara bagian Amerika Serikat, Mississippi yang memiliki terobosan dalam menangani banjir. Katanya, di tempat tersebut dalam menangani banjir dengan memiliki pompa yang baik dan kerap diganti.

Baca juga : Kapolda Metro Jaya Perintahkan Titik Banjir Dipetakan

"Tidak usah diperdebatkan kembali apakah normalisasi atau naturalisasi dalam banjir. Kita bedah saja mana yang terbaik," tandasnya.

Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali yang menjadi panelis di diskusi itu mengatakan dua cawagub tersebut akan dinilai oleh masyarakat dari cara mereka menepati janjinya untuk menangani Jakarta.

"Kan ini harus dipegang omongan dari dua calon ini kalau jadi wakil gubernur nanti. Bisa saja jabatan ini jadi modal mereka maju nanti di 2022 (Pilgub DKI) kalau terbukti kinerjanya," pungkas Firdaus. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya