Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
DUA calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dan Nurmansjah Lubis saling lempar argumen soal penangan banjir.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nurmansjah menilai ada penyebab mengapa Jakarta dilanda banjir beberapa kali dalam dua bulan terakhir.
Ia menyoroti soal Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang sudah rusak berat. Lalu banyak pipa drainase yang berkarat. Nurmansjah mengatakan hal tersebut perlu diganti.
"Uang untuk pengendalian banjir cuma sedikit Rp1,5 triliun. Enggak apa-apa uang kita buang untuk pengendalian banjir daripada kita dibully terus. Sudah fokus saja di situ meski dananya luar biasa," kata Nurmansjah saat diskusi 'Ngobrol Bareng Cawagub DKI dari PSI' di Conclave Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/3).
Nurmansjah yang pernah menjadi anggota DPRD selama 10 tahun, menyebutkan bahwa pada era gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki penanganan banjir yang baik. Yakni membuat sistem cerucuk.
Baca juga : Pesan M Taufik ke Warga DKI: Kok Ribet, dari Dulu juga Banjir
"Pas zaman Jokowi-Ahok bagus tuh ada cerucuk. Itu dipasang di titik tertentu yang ada cekungan. Jadi, bukan hanya sumur resapan saja yang dibuat, itu kurang efektif. Saya tahu karena pernah waktu itu masih di DPRD," tutur Nurmansjah.
"Lalu banjir kemarin itu saya lihat PPSU sepi. Di 267 kelurahan harus kita pelototin (kerjanya). Jangan sampai dua tahun kerja (jadi wagub) sibuk kondangan. Harus kerja, kerja," tukasnya.
Sementara itu, cawagub dari Gerindra Ahmad Riza Patria menilai masalah banjir karena minimnya ruang terbuka hijau yang seharusnya mencapai 30% di Ibu kota. Oleh karenanya ia menginginkan adanya perluasan ruang terbuka hijau.
"Air dari dataran tinggi yang turun itu menjadi banjir karena ruang terbuka hijau semakin kecil. Kan sekarang itu enggak sampai 10% bahkan. Memang kerap terjadi perencanaan yang tidak baik saat membangun sebuah tempat di kota. Makanya memperluas ruang terbuka hijau," tutur Riza.
Riza juga membandingkan Jakarta dengan negara bagian Amerika Serikat, Mississippi yang memiliki terobosan dalam menangani banjir. Katanya, di tempat tersebut dalam menangani banjir dengan memiliki pompa yang baik dan kerap diganti.
Baca juga : Kapolda Metro Jaya Perintahkan Titik Banjir Dipetakan
"Tidak usah diperdebatkan kembali apakah normalisasi atau naturalisasi dalam banjir. Kita bedah saja mana yang terbaik," tandasnya.
Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali yang menjadi panelis di diskusi itu mengatakan dua cawagub tersebut akan dinilai oleh masyarakat dari cara mereka menepati janjinya untuk menangani Jakarta.
"Kan ini harus dipegang omongan dari dua calon ini kalau jadi wakil gubernur nanti. Bisa saja jabatan ini jadi modal mereka maju nanti di 2022 (Pilgub DKI) kalau terbukti kinerjanya," pungkas Firdaus. (OL-7)
Mou diteken antara Pemkab Bogor- Pemkab Jawa Barat (Jabar)- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), di Pendopo Bupati Cianjur, Selasa (12/8).
Dari Pemkab Bogor, penandatanganan dilakukan langsung oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto dan dari Provinsi Jabar oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi atau KDM (Kang Dedi Mulyadi).
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir di wilayah Jabodetabek.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
KOTA Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterjang bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/8) malam.
BANJIR menerjang permukiman warga di wilayah Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok,Jawa Barat, tepatnya di Perumahan Griya Alif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved