Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SUASANA di kawasan prostitusi Kalijodo Rabu (17/2) malam lain dari biasanya. Di depan wisma maupun kafe yang ada di kawasan tersebut seketika ramai. Bukan tamu, melainkan para pekerja seks komersil (PSK) yang berbondong-bondong keluar dari dalam wisma dan kafe tersebut
Nampaknya, geliat malam di Kalijodo berangsur lumpuh. Para PSK di kawasan tersebut pun satu per satu meninggalkan wisma dan kafe tersebut dengan barang bawaan miliknya.
Pantauan Media Indonesia pukul 22.40 WIB, di salah satu wisma sedikitnya ada sekitar 10 PSK yang keluar diikuti beberapa pria dibelakangnya. Para wanita itu kemudian diangkut menggunakan bajaj dan juga sepeda motor. Kondisi itu pun terlihat di beberapa kafe lainnya.
Media Indonesia mengikuti rombongan PSK di salah satu wisma. Dengan menggunakan empat bajaj, mereka diangkut meninggalkan kawasan Kalijodo. Hanya sebuah tas berisi pakaian yang dibawa para PSK tersebut.
PSK yang berjumlah 12 itu ternyata dibawa ke sebuah ruko di kawasan Grenvile, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Di depan ruko tersebut ada sebuah plang bertuliskan tempat terapis.
"Mau diungsikan dulu sama bos," ujar pria yang mengantarkan para PSK tersebut.
Meski tak menjelaskan secara rinci kenapa PSK tersebut diungsikan, pria tersebut juga mengatakan belum tahu hingga kapan para PSK tersebut dititipkan ke sebuah ruko. "Tergantung (sampai kapan) bos," ucapnya
Menurut warga setempat yang enggan disebut namanya, para PSK itu pergi dari wisma karena mendengar akan ada razia KTP. "Katanya ada razia senjata tajam juga, tapi ada juga yang bilang razia motor," ujarnya
Kondisi tersebut tentunya membuat geliat malam di kawasan Kalijodo tak terlihat. Dentuman musik yang menandakan hingar bingar prostitusi di kawasan tersebut pun tak terdengar. Bahkan Kafe dan wisma di kawasan tersebut pun tertutup rapat. Hanya ada beberapa pria yang terlihat duduk di depan wisma-wisma tersebut. (x-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved