Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Atap Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari Roboh

Ilham Ananditya
20/2/2020 20:29
Atap Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari Roboh
Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Jakarta(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

PLAFON beserta rangka Masjid Raya KH Hasyim Asyari roboh Kamis (20/2) pagi tadi. Pengelola Masjid, Suprapto, sebelumnya tidak menduga bahwa tiupan angin dikala hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak malam tadi hingga pagi dapat merobohkan plafon beserta kerangka penyangga di sisi utara masjid.

Masjid Raya pertama di Jakarta yang berlokasi di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, adalah masjid yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 15 April 2017. Namun hal ini dirasa seperti belum rampung oleh pihak pengelola, karena ada beberapa titik masjid yang malah tidak ada tujuan penggunaannya.

Masjid KH Hasyim Asy’ari dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektare yang dilengkapi ciri khasnya berupa lima kubuh limas ini ternyata malah yang menjadi sisi menonjol mengapa finishing masjid ini belum sepenuhnya selesai. Karena setiap kali hujan, sejak 2017 selalu saja membuat rembesan air sehingga membekas hitam di dinding gypsum.

Sudah sejak awal bulan lalu, atap gypsum dibagian ruang depan shalat masjid tempat imam berdiri roboh. Hal ini juga mulai diantisipasi oleh pihak pengelola masjid supaya kejadian ini terutama di musim hujan ini tidak terulang. Dengan memberi batasan ruang shalat dengan atap gypsum yang bermasalah dengan rembesan air.

Tercatat ada empat titik besar yang terdapat rembesan air sehingga menghitam yang menjadi tanggung jawab pengelola. "Sudah menahun sih rembesan gini di beberapa titik, makanya jadi membekas hitam seperti itu. Tapi kalau untuk yang sisi utara, itu plafon sama kerangka memang karena ada indikasi angin dan tidak ada rembesan. Tahu-tahu jam 10 tadi (20/2), roboh. Kelihatan dari sisi jalan" tutur Suprapto, Pemimpin Pengelola Masjid.

Adapun lokasi taman yang sebelumnya dibuat, juga ternyata tidak memiliki saluran pembuangan air. Jadi setiap kali ada hujan, bagian taman selalu tergenang oleh air. "Waktu awal musim hujan, pernah sampai satu meter lebih tingginya dengan luas begini (100 meter persegi). Jadi kami selalu minta bantuan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta untuk ngepompa," tambah Suprapto.

Masjid yang terletak di dekat rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Daan Mogot juga memiliki sisi yang terbuka sehingga tampias air hujan selalu saja membuat pelataran lantai 1 menjadi tergenang oleh air. Adapun bagian basement yang ternyata tidak ada tujuan penggunaan yang jelas karena dalam rancangan bukan dimaksudkan untuk dijadikan area parkir karena tidak ada akses masuk mobil atau motor. Sehingga rembesan air atau tampias air hujan masuk dan membuat genangan di dalamnya.

"Di basement sempat banjir, dua meter lebih. Dari awal tidak tahu itu dibuat untuk apa. Setidaknya adanya kendala atap dan plafon roboh, sama pembuatan saluran air di taman di basement sudah kami infokan ke pihak Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta untuk direnovasi. Rencana juga kami akan buatkan akses masuk lain di sisi utara. Anggaran sedang kami rancang. Mungkin akan jalan pertengahan tahun ini" jelas Suprapto. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya