Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
JURU Pemantau Jentik (Jumantik) sudah mulai masif terjun ke lapangan untuk kembali mengingatkan warga akan aktivitas kebersihan lingkungan dan pemantauan perkembangbiakkan nyamuk guna mencegah kasus demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Dwi Oktavia menyebut juru pemantau jentik tetap hanya sebagai fasilitator. Namun, masyarakatlah yang harus ditumbuhkan kesadarannya agar senantiasa mengingat untuk membersihkan lingkungan serta mencegah pembiakan jentik nyamuk.
"Ya sebanyak 31 ribu petugas Jumantik ada di seluruh Jakarta saat ini sudah terjun untuk membantu masayarakat melakukan pemantauan jentik nyamuk DBD serta mengedukasi pencegahan penularan DBD," kata Dwi, Rabu (15/1).
Dwi menjelaskan, saat ini penularan DBD masih dalam fase rendah. Puncak penularan DBD diperkirakan terjadi pada April mendatang.
Hal ini berkaca pada peningkatan jumlah kasus DBD pada tahun-tahun sebelumnya serta mempertimbangkan pergeseran waktu musim hujan di Ibu Kota.
"Faktor yang menyebabkan masifnya perkembangbiakkan nyamuk itu bermacam-macam tapi utamanya adalah kelembaban tinggi. Semakin tinggi, jentik akan semakin kuat dan nyamuk tentunya semakin banyak. Tahun ini diprediksi pada April nanti," ujarnya.
Sementara itu, Dwi menegaskan pihaknya juga menyediakan bubuk Larvasida untuk disebar masyarakat di tempat-tempat yang jarang dikuras atau tidak bisa dikuras secara rutin untuk mematikan jentik nyamuk dan mencegah jentik nyamuk dapat berkembang.
Bubuk ini bisa diperoleh di puskesmas-puskesmas secara gratis.
"Masyarakat maupun petugas Jumantik jika membutuhkan serbuk ini bisa mengambilnya di masing-masing puskesmas," tukasnya.
Hal yang peling penting untuk mencegah berkembang biaknya jentik nyamuk ialah masyarakat harus sadar dalam kebersihan lingkungan serta rajin melakukan kerja bakti lingkungan. (OL-11)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved