BANJIR yang menggenangi wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur telah surut. Namun, endapan lumpur yang terbawa air masih menyelimuti sebagian jalanan rumah warga. Pantauan Media Indonesia di lokasi, warga di RW 04 masih membersihkan rumah mereka.
"Sampai sekarang belum selesai, Mas. Cucian di belakang masih belum kepegang. Kita abis semua dua meter di dalam," ungkap Acih, 40, saat ditemui di lokasi, Sabtu (4/12).
Di depan rumah Acih, menggunung tumpukan perabotan yang kini telah menjadi sampah. Suami Acih, Yusuf, 42, harus merelakan dagangannya yang habis terendam banjir. Sementara Acih yang bekerja sambilan sebagai tukang jahit untuk sementara kehilangan pekerjaannya.
"Kita warung abis semua. Saya tukang jait, baju customer saya abis. Kita kerja dari jahit tiap hari, sekarang?" kata Acih sambil membersihkan lumpur di jalan depan rumahnya.
Baca juga: Ketua DPRD Sebut DKI tidak Siap Banjir
Di sudut lain Cipinang Melayu, tepatnya di Masjid Al Hidayah, Wali Kota Jakarta Timur M Anwar tampak memegang selang besar milik Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan. Bersama personel kepolisian dan TNI, mereka sibuk membersihkan endapan lumpur di halaman masjid.
"Kita membersihkan lumpur yang kurang lebih sekitar 30-40 cm di Masjid Al Hidayah," kata Anwar.
Kerja bakti yang dilakukan pihaknya, kata Anwar, melibatkan hampir 1.000 personel yang tergabung dengan SKPD terkait dan TNI-Polri.
Menurut Anwar, pihaknya menerjunkan lima mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyemprotan. Sedangkan truk pengangkut sampah berjumlah 10.
"Barang-barang warga yang nggak dipakai, mau dibuang, kita angkatin hari ini, kita angkut semuanya. Truk-truk kebersihan semua ada, pemadam untuk penyemprotan lumpurnya ada," ujar Anwar.
Selain itu, Anwar juga mengatakan akan melakukan penyemprotan rumah warga dengan cairan antiseptik.
"Karena pascabanjir air kotor kita nggak tau dari mana, menyatu, lumpurnya kering menyebabkan ISPA pada anak," jelasnya.
Kerja bakti besar-besaran yang dilakukan Pemda Jakarta Timur, kata Anwar, menyasar sarana dan prasana umum. Kegiatan tersebut, menurutnya, tidak melibatkan warga. Hal itu disebabkan warga sudah cukup terbebani saat banjir. (OL-2)