Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Back Water Diduga Pemicu Perluasan Banjir Bekasi

Gana Buana
03/1/2020 11:15
Back Water Diduga Pemicu Perluasan Banjir Bekasi
Warga berada di dekat sejumlah mobil yang rusak terdampak banjir di kompleks Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi, Jawa Barat, kemarin(ANTARA/FAKHRI HERMANSYAH)

PANTAUAN Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan ada 169 titik banjir di seluruh wilayah Jabodetabek dan Banten.

“Titik banjir terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat 97 titik, DKI Jakarta 63 titik, dan Banten 9 titik,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo, kemarin.

Dengan rincian Kabupaten Bekasi 32 titik, Kota Bekasi 53 titik, dan Kabupaten Bogor 12 titik. Data ini menyimpulkan bahwa wilayah yang paling terdampak banjir ada di Kota Bekasi (53), Jakarta Selatan (39), Kabupaten Bekasi (32),  dan Jakarta Timur (13).

Terkait temuan ini Pemkot Bekasi masih menganalisis penyebabnya. Diperkirakan ada dua pemicu yang menyebabkan banjir di Kota Bekasi paling parah di banding wilayah lainnya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, Arief Maulana menyebutkan, air yang terperangkap di dalam Kota Bekasi menjadi penyebab utama banjir di wilayah setempat. Ditambah, fenomena back water yang menyebabkan lokasi yang semula tidak pernah banjir menjadi banjir.

“Air harusnya masuk ke Kali Bekasi terus sampai pantai utara, tapi ini malah balik lagi atau back water. Debit Kali Bekasi naik tapi enggak bisa masuk ya jadinya meluber ke lokasi lain,” ungkap Arief, kemarin.

Akibat back water ini, jelas dia, kawasan yang tidak banjir seperti Jalan Ahmad Yani dan Islamic Center Kota Bekasi tergenang banjir.

Kedua, lanjut dia, aliran air yang seharusnya dibuang ke Banjir Kanal Timur (BKT) malah tidak bisa. Hal ini disebabkan BKT juga kondisinya sedang penuh sehingga air di Kota Bekasi tidak bisa lari ke mana-mana.

“Sudah 20 tahun tidak pernah terjadi hal ini lalu kemarin kejadian lagi. Seumur saya bekerja di Bina Marga baru kali ini terjadi,” dalihnya.

Dampak back water juga dirasakan warga Perumahan Perumnas 1 Kota Bekasi yang tak kunjung surut. Di tengah cuaca cerah, kemarin, debit air justru cenderung meningkat.

“Padahal, tadi pagi sudah surut, kenapa air nya meningkat terus. Hujan juga kan sudah tidak ada,” kata Indra, 41, warga setempat.

Sampah

Tiga perumahan di Kecamatan Sawangan, Kota  Depok, banjir akibat sampah dari tempat pembuangan akhir TPA  Cipayung menyumbat Sungai Pesanggrahan, Kota Depok.

Hal ini disampaikan Mahuah, warga RT OO3/RW O9 Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. “Sekurangnya ada tiga perumahan, yakni Sawang­an Permai, Cassa Blangka, dan Bumi Sawangan Indah di Kecamatan Sawangan banjir,” kata Mahuah, istri Kepala bidang Pencegahan dan Penyuluhan pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok Teddy Hasanuddin ini. Ini peristiwa yang kerap berulang.

Dia berharap, dengan adanya peristiwa ini, pihak Pemkot atau UPTD yang meng­urusi TPA bertanggung jawab ke warga yang terkena dampak.

Sementara itu, meluapnya Sungai Cidurian membuat lebih dari 500 rumah dari 12 RT di Kampung Nyompok Girang, Desa Carenang, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten, masih terendam banjir hingga kemarin.

Hingga berita ini diturun­kan upaya penyelamatan masih terus dilakukan oleh warga dan beberapa petugas dari regu penyelamat BPBD Kabupaten Tangerang. Minim­nya perahu karet membuat proses evakuasi lambat. (KG/SM/DD/Put/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik