Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TRASE MRT koridor timur-barat akan berhimpitan dengan trase LRT Koridor 2 Pulo Gadung-Kebayoran Lama. Meski studi kelayakan LRT Koridor 2 belum selesai, Dinas Perhubungan DKI Jakarta enggan memindahkan trase LRT.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut titik-titik pemberhentian LRT telah dirancang sedemikian rupa untuk memfasilitasi penumpang dari wilayah timur (Pulo Gadung) menuju barat (Kebayoran Lama) serta mengisi kekosongan angkutan massal karena MRT timur-barat baru mulai dibangun pada 2024.
"Kami perlu akselerasi perkuatan timur-barat. Untuk perkuatan timur-barat itu, ada opsi untuk LRT yang dia bisa lebih cepat dalam implementasinya. Oleh sebab itu, ITU yang kami ambil untuk menutup kekurangan jaringan jalan rel di timur-barat," ujar Syafrin di Balai Kota, Selasa (10/12).
Baca juga: Tambahan Anggaran LRT Rp68 Miliar Berpotensi Langgar Aturan
LRT Pulo Gadung-Kebayoran Lama yang memiliki panjang rute 19,7 km ditargetkan dibangun tahun depan dan mulai beroperasi pada 2022. Sementara MRT timur-barat fase 3 baru akan beroperasi pada 2027.
Dengan masih lamanya pembangunan MRT timur-barat, Syafrin menyebut masih ada kemungkinan MRT mengubah desain konstruksinya terutama stasiun pertemuan antara timur-barat dengan selatan-utara yang saat ini direncanakan di Sarinah.
"MRT timur-barat itu intersection awalnya di Sawah Besar. Lalu pindah ke Sarinah karena menilai di Harmoni sudah ada sentral pertemuan Trans-jakarta. Tapi bisa dikembalikan lagi ke rencana awal di Sarinah," tukasnya.
Syafrin menyebut studi perencanaan LRT Pulo Gadung-Kebayoran Lama telah direncanakan sejak 2014. Pihaknya pun optimisTIS, dengan skema kerja sama pemerintah daerah dan badan usaha (KPDBU), LRT Pulo Gadung-Kebayoran Lama akan selesai tepat waktu.
"MRT akan kami minta CCO (Contract Change Order). Kami yakin dengan skema KPDBU ini bisa selesai," ungkapnya.
Sebelumnya, dalam diskusi yang diselenggarakan Dewan Transportasi Jakarta (DTKJ), Senin (9/12) lalu, Direktur Prasarana Perkeretaapian Ditjen Kereta Api Kemenhub Heru Wisnu Wibowo mendorong agar LRT Pulo Gadung-Kebayoran Lama memindahkan trasenya karena berhimpitan dengan MRT timur-barat rute Cikarang-Balaraja.
Wisnu menyebut lebih mudah menggeser trase LRT karena tahun depan MRT akan memulai kontruksi fase 2 Sarinah-Kota dan membuat titik transit di Sarinah. (OL-2)
Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq (Imam-Ririn) mendorong integrasi Light Rail Transit (LRT) Jakarta hingga ke pusat Kota Depok.
Dengan harga yang murah, tentunya masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Sejumlah tahap pembangunan LRT yang dianggapnya sebagai sebuah kekeliruan.
Pengalihan arus mulai dilakukan sejak 3 Februari hingga 19 Februari 2019.
Saat ini, kata dia, tahapan masih dalam fase penyatuan instansi moda terkait.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved