Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEPALA Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Pol Yusri Yunus, mengatakan, hasil pemeriksaan sementara tim Puslabfor Polri diketahui bahwa granat asap yang meledak di Monas dan melukai dua orang anggota TNI bukan milik kepolisian.
"Nggak ada, ndak ada punya polisi. Siapa bilang punya polisi," kata Yusri di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (4/12).
Yusri belum menjelaskan, tetapi menegaskan bahwa granat asap itu bukan milik anggota kepolisian.
"Nggak ada, nggak ada punya polisi, siapa bilang punya polisi? Nggak ada," tegas Yusri.
Ia tak memungkiri, dugaan sementara penyebab ledakan yang melukai dua anggota TNI disebabkan granat asap. Namun, untuk kepastian kepemilikannya, ia meminta menunggu hasil pemeriksaan barang bukti dari Puslabfor Mabes Polri.
"Perkembangan lainnya juga masih kita tunggu, dari Puslabfor juga masih menyelidiki serpihan-serpihan itu untuk bisa memastikan apakah itu memang granat asap atau yang lain, tapi dugaan awal, dugaan awal adalah granat asap," sebutnya.
Sejauh ini, pemeriksaan kedua korban masih tertunda. Sebab, mereka masih dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
"Masih dirawat intensif. Sampai hari ini kami belum periksa (korban), masih menunggu," terangnya.
Baca juga: Kepastian Jenis Granat yang Meledak di Monas Tunggu Uji Labfor
Yusri tak menyebut terkait perkembangan penanganan medis terhadap keduanya. Namun, ia memastikan mereka masih belum bisa dimintai keterangan.
"Penyidik lagi coba untuk bisa mengambil keterangan," lanjutnya
Menurutnya, pihaknya belum mendapatkan izin dari dokter yang menangani kedua korban untuk dimintai keterangan. Oleh karena itu, penyidik akan menunggu perkembangan lebih lanjut dari dokter terkait waktu kesiapan keduanya dalam memberikan keterangan kepada polisi.
"Kita menunggu saja bagaimana perkembangan dari penyidik," paparnya.
Yusri menegaskan pemeriksaan keduanya perlu dilakukan karena kesaksian mereka bisa menjadi kunci pengungkapan kasus ledakan granat asap di Monas tersebut.
Sebelumnya, dua orang anggota Garnisun, Satker Pemakaman atas nama Serma Fajar dan Kopka Gunawan sedang melaksanakan olah raga bersama dengan jalan santai personel Garnisun.
Saat itu, kedua personel itu menemukan bungkusan plastik yang didalamnya ada satu buah granat, kemudian diambil dan meledak. Akibat dari ledakan kedua korban mengalami luka berat, yakni Serma TNI Fajar Arisworo.
Dia mengalami luka dan pergelangan tangan kiri putus. Jari tangan kanan ada dua jari putus, dari dada sampai ke leher luka bakar. Paha dan kaki luka kena percikan.
Kemudian korban Praka TNI Gunawan Yusuf dengan luka ringan sekitar tangan dan kaki kena percikan.
Kedua korban dilarikan ke Rumah Sakit Gatot Subroto ruang unit gawar darurat (UGD) untuk pemeriksaan lebih lanjut. (OL-1)
Meski demikian, Yusri menegaskan proses penyidikan akan tetap berjalan sembari menunggu kedua korban pulih.
Melalui standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku, Yusri membenarkan bahwa pihaknya menemukan benda yang mencurigakan tersebut.
Abu Hurairah mengatakan situasi masjid aman dan kondusif. Dia tidak tahu pasti bungkusan itu meledak sendiri atau diledakan oleh pihak kepolisian.
Dia mengatakan keterangan yang bisa diumumkan kepada publik masih sama dengan sebelumnya karena belum ada informasi baru dari pihak penyidik.
INDONESIAN Police Watch (IPW) menduga granat asap yang meledak di Monumen Nasional (Monas) adalah granat bekas pengamanan reuni Persaudaraan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved