Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan kelompok terduga teroris yang tergabung dalam media sosial telegram diketahui memilih amaliyah (tindakan) secara acak.
"Untuk kelompok tersebut melakukan amaliyah secara random, artinya bisa kepada siapa saja, tetapi sasaran utama yang mereka fokus adalah kepolisian," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (15/10).
Dedi memastikan, dalam komunikasi struktur di media sosial, kelompok itu tidak menyebutkan secara detail siapa yang menjadi sasaran, waktu dan tempat. Sehingga amaliyah yang dilakukan sesuai kemampuan masing-masing anggota.
"Tetapi dia (kelompok) ini cukup mendeclare hari akan melakukan amaliyah, lalu menyampaikan mohon doanya, langsung dilakukan dan terjadi lah kejadian-kejadian itu," sebutnya.
Dedi menjelaskan, kelompok ini juga melakukan amaliyah tidak di wilayah domisilinya. Namun, tetap berkoordinasi dengan anggota lainnya di Telegram.
Baca juga: Polisi Sebut Jaringan Terorisme Manfaatkan Grup Medsos
"Kelompok ini sifatnya tidak terstruktur di lapangan tetapi terstruktur di medsos. Bergerak secara independen, bergerak amaliyah sesuai kemampuan masing-masing, mereka bebas. Tidak harus melakukan amaliyah di tempat, bisa melakukan amaliyah di Papua, silakan tetapi memberikan informasi di jejaringan komunikasi telegram," lanjutnya.
Dedi menambahkan, berbeda dengan kelompok yang terstruktur, seperti Abu Zee yang memiliki peran ganda, selain memiliki kelompok terstruktur di lapangan, seperti anggota yang ditangkap di Bekasi dan Cilincing Jakarta Utara
"Dia juga mengendalikan yang terstruktur di medsos. Abu Zee termasuk tokoh sentral memiliki kemampuan lebih dibanding orang-orang yang direkrut," pungkasnya.
Sebelumnya, Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya telah menangkap sebanyak 22 terduga tersangka teroris di sejumlah wilayah. Sebab, pihaknya tidak menginginkan aksi serupa yang menimpa Wiranto terulang kembali.
"Sampai hari ini ada 22 tersangka teror yang berhasil dilakukan preventive strike. Densus 88 masih melakukan kerja keras mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/10)
Menurutnya, penangkapan ke-22 terduga teroris itu dimulai sejak Kamis, (10/10) hingga hari ini Senin (14/10). Masing-masing SA alias Abu Rara, FA, WB alias Budi, AP, ZA, S alias Jack Sparrow, R alias Putra, TH, NAS, A, RF, JF, WA, ABS alias Arif Hidayat, PH, M, JA, JJ, AAS, MRM alias Rivki, dan UD.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved