Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Serba-serbi Bus Listrik Jakarta

Insi Nantika Jelita
13/9/2019 08:46
Serba-serbi Bus Listrik Jakarta
Uji coba bus listrik Trans-Jakarta di kawasan Monas, Jakarta Pusat, pekan lalu(MI/RIFALDI IRIANTO)

TAK hanya mobil listrik yang akan memenuhi jalan-jalan Jakarta, bus listrik Trans-Jakarta pun siap meramaikan jalanan Ibu Kota. Hal itu untuk meng-antisipasi perkembangan transportasi publik DKI Jakarta.

Oleh karena itu, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) segera mempercepat penambahan jumlah armada bus listriknya. Rencana itu didukung dengan percepatan penerbitan plat kuning untuk uji coba bus listrik dan penyesuaian spesifikasi untuk uji coba oleh Kementerian Perhubungan.

“Baru kemarin kami bertemu Menteri Perhubungan dan mendapat back up penuh untuk penggunaan bus listrik,” kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/9).

Ada tiga poin, lanjut Nadia, yang menjadi arahan Menteri Perhubungan, di antaranya percepat dan perbanyak realisasi bus listrik.

Setelah Peraturan Presiden No 55/2019 tentang Mobil Listrik terbit, PT Transjakarta akan menguji coba berbagai merek bus pabrikan dari Eropa, Amerika, dan Asia.

Baca juga: Aturan Soal Uji Kelaikan Mobil Listrik Segera Terbit

Menurut Nadia, saat ini ada bus listrik merek MAB (Mobil Anak Bangsa) dan Build Your Dream (BYD) yang sedang dalam jadwal uji coba.

“Tujuan uji itu untuk mengetahui spesifikasi dan ketahanan merek tertentu terhadap cuaca, kondisi jalan, pola lalu lintas, dan berbagai kondisi lainnya. Uji coba akan dilakukan selama 6 hingga 12 bulan agar melewati berbagai musim di Jakarta,” tutur Nadia.

Pada Juni lalu, Transjakarta telah melakukan pra-uji coba tiga bus listrik. Kira-kira 14 ribu penumpang telah menikmatinya.

“Warga sangat antusias. Mereka bilang busnya nyaman, tidak ada bunyi seperti bus pada umumnya yang bising, dan tidak ada knalpot, sehingga tidak ada asap,” ujar Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono di Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta, Kamis (12/9).

Realisasi penambahan mobil listrik akan dilakukan setelah masa uji coba selesai dan Transjakarta confident terhadap garansi, ketangguhan merek, kesiapan suku cadang, perawatan, pemeliharaan, kesanggupan untuk transfer pengetahuan bagi para mekanik perusahaan.

“Untuk jangka panjang, pemenuhan konten lokal dipertimbangkan,” tukasnya.

Agung menyebutkan sudah ada enam ope-rator yang menandatangani MoU dengan PT Transjakarta. “Ada PPD, Damri, Pahala Kencana, PT Steady Safe, Kopaja, dan Mayasari Bakti yang on progress dan target tahun depan, bus listrik sudah bisa (jadi kendaraan umum). Bus ini dijalankan operator. Jadi, kita tahu berapa ongkosnya, listriknya kira-kira berapa, spare part-nya apa saja, sehingga kita bisa tetapkan berapa kita bayar ke operator. Itu yang jadi step menuju operasional,” jelasnya.

Bus Listrik terkendala regulasi
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan ada kendala terkait uji coba bus listrik. “Ada yang berbeda dengan ketetapan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, yakni tentang lebar bus kita yang melebihi ketentuan yang ada di sini,” ungkap Syafrin, kemarin.

Sementara yang sedang diuji coba adalah bus (BYD) dan MAB. Dalam regulasi, lebar bus di Indonesia adalah 2,5 meter, sedangkan bus MAB lebih dari 2,5 meter, sehingga harus diperbaiki.

“Saya sudah bersurat ke Dirjen Perhubungan Darat untuk diberikan semacam pengecualian dan jika bisa kita dapatkan, kita bisa akselerasi terkait penyesuaian harganya,” kata Syafrin.

Selain itu, Syarif menyebutkan perlunya insentif perpajakan. “Misalnya dari aspek PPN barang mewah diturunkan, sehingga harga bisa bersaing dan kita bisa melakukan akselerasi untuk diimplementasi,” tandasnya. (Put/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya