Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
WARGA yang tinggal di sekitar indekos Sleep Box di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, mengaku terkejut ada indekos laiknya kandang hewan. Mereka tahu setelah tempat tersebut disegel Pemprov DKI.
Hartini, 45, salah satu tetangga mengaku selama ini jarang melihat penghuni indekos tersebut beraktivitas. Ia tidak menyangka bahwa indekos yang berdekatan dengan rumahnya ternyata tidak layak huni.
"Saya sih enggak tahu kalau ada tempat kos-kosan begini. Jarang lihat orang keluar dari kosan itu. Baru ini saja yang tahu, makanya ini kaget kok bisa sih (indekos berbentuk boks) seukuran 1x2 meter dan ternyata kumuh," ujarnya di lokasi, kemarin.
Indekos Sleep Box di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, kini terlihat sepi. Tempat berlantai tiga tersebut dibentengi pagar besi hitam dan dipasang fiber putih.
Media Indonesia mencoba melihat ke dalam, di ruang bawah terdapat beberapa unit motor, sepatu-sepatu yang berjajar, baju yang bergantungan dan berbau apek. Bangunan bercat hitam tersebut dibuat seperti bilik dengan per kamar memiliki ukuran panjang kurang lebih 2x1 meter dan tinggi 90 cm. Di pintu kamar terdapat nomor urut.
Saat ditemui, Ketua RW 04 Rawa Selatan, Johar Baru, Afrinal, mengaku sudah berkali-kali menegur penjaga indekos tersebut. Sebab, sudah tidak karuan kondisi di dalamnya. Ia mengatakan bahwa indekos itu sudah ada sejak 2017.
"Karena memang enggak manusiawi. Tempatnya itu tidak layak seperti yang di Taiwan. Warga saya enggak ada yang tinggal di sana. Mereka (penghuni indekos) terlihat kalau buka pintu saja. Pemiliknya saja enggak pernah bertemu," kata Afrinal.
Sebagai Ketua RW, Afrinal mengatakan seharusnya setiap ada orang yang ingin ngekos di tempat itu, melapor dulu ke Ketua RT.
"Ruangannya tidak manusiawi. Terlalu sempit, badan enggak muat mau bangun saja. Sudah sering ditegur, tapi enggak digubris. Saya minta jangan ada keributan, karena pernah ada keributan. Saya maunya kosan itu ditutup," tegas Afrinal.
Sementara itu, Candra atau biasa disapa Koko Sinchan, penjaga indekos tersebut mengaku selama ini tidak pernah ada masalah dengan warga sekitar. Hanya karena pemberitaan media, indekos tersebut viral dan disegel.
"Bayangin coba kalau mereka (penghuni kosan) disuruh keluar, mau tinggal di mana? Kasian. Gaji mereka per bulan cuma sejuta, mana ada tempat yang nyewa murah seperti ini? Seharusnya pemerintah pikirkan solusi, bukan sekadar ngusir," kesal Koko Sinchan.
Menurut Koko, biaya sewa kamar indekos terjangkau bagi warga yang kurang mampu. Tarifnya Rp300 ribu, Rp400 ribu, hingga Rp500 ribu per bulan. Bahkan bisa menyewa sehari per Rp50 ribu. Di sana ada 64 ruang (boks) untuk tidur.
Pendapatannya per bulan, ambil paling murah Rp300 ribu x 64= Rp19,2 juta. Cukup fantastis karena tidak bayar pajak.
Kepala Satuan Satpol PP Jakarta Pusat, Bernard Tambunan sudah mengimbau kepada pemilik indekos untuk segera mengosongkan tempat tersebut dua hari ke depan. Karena memang tidak layak huni dan manusiawi.
"Untung ada masyarakat yang peduli dan ngelapor ke kita. Jadi ini segera kita tangani. Kalau mereka tidak kooperatif, kita akan ambil tindakan," tandasnya. (Ins/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved