Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEMARIN, Selasa (27/8), sebagian wilayah Jakarta diguyur hujan antara lain Jakarta Selatan, sebagian wilayah Jakarta Barat, dan sebagian wilayah Jakarta Timur.
Tidak hanya Jakarta, sebagian wilayah tetangga yakni Depok dan Tangerang Selatan pun turut dibasahi hujan.
Akan tetapi hal itu tidak membuat Jakarta keluar dari daftar kota dengan kualitas udara buruk menurut situs pemantau kualitas udara www.airvisual.com
Pukul 10.40 WIB, kualitas udara Jakarta berada di peringkat 4 dengan skor 161 di bawah Lahore (Pakistan) di peringkat 1, Kabul (Afganistan) di peringkat 2, dan Kuwait City (Kuwait) di peringkat 3.
Pada penilaian tersebut, Jakarta diketahui memiliki 75,5 mikrogram polutan permeter kubik berdasarkan indikator PM 2,5. Kualitas udara ini tidak baik untuk warga yang memiliki sensitivitas organ pernafasan seperti memiliki peyakit asma.
Baca juga: Pemprov DKI Kebut Pembangunan Fasilitas Pejalan Kaki dan JPO
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan hujan lokal sementara itu tidak bisa serta merta meningkatkan kualitas udara.
Perlu upaya yang lebih keras seperti yang sedang ia upayakan selama ini melalui penerbitan Instruksi Gubernur No 66/2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
"Kalau tentang Jakarta bahkan sesudah ganjil genap pun ada pergeseran, sebelum ada hujan. Dari awal saya sudah sampaikan ketika bulan lalu riuh rendah soal Jakarta, bahwa di musim kemarau tiadanya hujan berpotensi membuat kualitas udara di kota-kota di Indonesia kan menurun kualitasnya," kata Anies usai membagikan Kartu Penyandang Disabilitas di GOR Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Rabu (28/8)
Ia pun menegaskan melihat pencemaran udara tidak hanya bisa dari Jakarta saja tetapi juga harus membandingkan dengan kota-kota besar lainnya yang ada di Indonesia.
Di sisi lain, pencemaran udara tidak akan selesai begitu saja ketika ibu kota dipindahkan.
Menurutnya, mengatasi pencemaran udara harus dengan sudut pandang Jakarta serta daerah mitra sebagai satu kesatuan.
"Karena itulah kalau melihat kualitas udara lihatlah sebagai wilayah kesatuan. Jadi kita bisa mengundang pada semua polanya, beberapa kota secara lintas waktu," ungkapnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved