Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SUDAH lebih dari dua pekan, tepatnya 15 hari berlalu, namun Budi Prianto, 45, tak lelah berusaha untuk menemukan sang buah hati, Audry Viranti Islandi, 16, siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bina Teknika Cileungsi.
Audry, anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) tingkat Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini menghilang sejak 29 Juli lalu. Dia belum kembali ke rumah setelah berpamitan hendak ke rumah teman untuk menyalin catatan.
Terakhir, ia ke luar rumah mengenakan baju biru, hijab abu-abu, sweater biru, celana biru muda, sepatu warna pink, dan menggunakan tas serut.
Dengan mengenakan sepeda motor dia berangkat dari rumahnya di Perumahan Coco Garden, Cluster Modesta, Desa Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.
Budi bersama beberapa anggota keluarga dan juga teman-teman Audry, menyisir jalan-jalan, rumah-rumah kosong. Tak lupa mereka pun menempel kertas selebaran yang berisikan info kehilangan lengkap dengan foto dan ciri-ciri Audry.
"Belum ketemu Mba. Ini masih mencari. Bapaknya yang pergi, saya tidak ikut," kata Ahmad Farhan, adik Kiftiyah, ibu dari Audry atau pamannya Audry, Selasa (13/8) sore.
Menurut Farhan, demi menemukan anaknya, Budi sudah enam hari tidak masuk kerja. Budi ialah seorang karyawan bagian pemeliharaan gedung yang berada di kawasan Sudirman, Jakarta.
Titik pencarian saat ini, lanjut Farhan, masih di sekitar Cileungsi. Hal itu berdasarkan petunjuk yang diperolehnya.
"Pencarian masih berdasarkan intuisi indigo. Katanya ada di salah satu tempat yang masih di sekitar Cileungsi," kata Farhan.
Hingga saat ini, pihak keluarga berkeyakinan bahwa Audry masih hidup. Namun untuk apa sebenarnya yang membuat Audry tidak pulang dan menghilang, masih menjadi misteri.
Berbagai prasangka bermunculan. Pihak keluarga pun mencoba merunut kejadian dan aktivitas Audry beberapa waktu ke belakang dan merangkai dengan tambahan informasi baru.
Orangtua baru mengetahui ternyata Audry memiliki masalah di sekolah. Audry menggunakan uang kas sekolah (OSIS) yang besarannya mencapai Rp3 juta lebih.
"Saya pikir anak saya baik. Saya percaya. Gak kepikiran dia begini. Dia gak cerita apa-apa. Orangnya diam, tertutup. Tapi orangnya tanggung jawab. Dia punya sifat tanggung jawab. Gak mau orangtuanya terbebani. Saya tahu karakternya," kata Kiftiyah, ibu Audry saat berbincang dengan Media Indonesia.
Dugaan kasus uang kas itu sebagai penyebab Audry menghilang pun sempat terpikir oleh orangtuanya. Menurut Kiftiyah, apa mungkin Audry malu dan takut sehingga dia pergi.
"Enggak tahu, enggak ada belanja yang mewah-mewah. Takutnya ada temannya yang minta atau pinjemin. Mau serah terima uang kas itu ke yang baru. Tapi uangnya engak ada. Apa dia beban juga. Karena kalau masalah jajan, tiap hari saya kasih jajan," ungkap Kiftiyah.
Baca juga: Anies Berharap Wagub DKI Terpilih sebelum Keanggotaan Baru DPRD
Kalau memang karena persoalan uang itu, Kiftiyah menyatakan akan bertanggung jawab dan meminta Audry pulang.
"Saya ingin anak saya pulang, saya ingin anak saya sekolah lagi. Audry pulang. Sudah kamu gak usah takut pulang. Gak usah mikirin macam-macam. Itu tanggung jawab orangtua. Tanggung jawab papa, tanggung jawab mama. Udah gak usah dipikirin, yang penting kamu balik. Mama rangkul kamu, mama gak akan marahin kamu," ungkap Kiftiyah dengan berurai air mata.
Prasangka lainnya, Audry pergi karena masalah di keluarganya. Setelah mendengar cerita dari sejumlah teman dekatnya di sekolah, Kiftiyah merasa sedih karena Audry pernah curhat dikucilkan di rumah. Itu pun diperkuat dari keterangan guru BP (bimbingan pelajar), di mana Audry mengaku memiliki masalah di rumah.
Ada ketakutan lain dari orangtua atas kepergian Audry. Keluarga khawatir Audry terlibat atau turut direkrut oleh jaringan-jaringan terlarang seperti kelompok radikal IS.
Namun, pihak keluarga berusaha menepis soal kekhawatiran itu karena mereka merasa tidak ada hal-hal yang mencurigakan dari sikap Audry ke arah itu.
Dibeberkan Kiftiyah, kesehariannya Audry memang pendiam dan cenderung tertutup. Tapi meski demikian dia aktif di kegiatan remaja masjid, dan tercatat sebagai anggota pasikbraka hingga tingkat kabupaten. Audry tidak banyak melakukan kegiatan di luar rumah. Setelah aktivitas sekolah, dia lebih banyak di rumah dan bermain gadget.
"Dia kalau pulang sekolah banyaknya di rumah. Suka mainin HP terus. Suka nonton dramkor (drama korea). Aktifnya di rohis sama paskibra saja," tutupnya. (OL-1)
Kiftiyah tak bisa menyembunyikan kesedihannya, selama berbincang dengan Media Indonesia, air matanya tak bisa dibendung.
Polisi tak menemukan bukti yang mengarah kepada hal-hal yang janggal dan mencurigakan.
Dari gawainya itu, Bambrige terakhir kali mengunggah gambar ke dunia maya pada pukul 3.23 waktu setempat. Sejak saat itu, keberadaan Bambridge tidak diketahui.
Singapura memberangkatkan MV Swift Rescue dan juga tim medis jika diperlukan perawatan hiperbarik
KAPAL selam penyelamat Singapura MV Swift Rescue, telah diberangkatkan pada Rabu (21/4), untuk bergabung dalam pencarian kapal selam Indonesia yang hilang, KRI Nanggala-402.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved