Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
TRANS-JAKARTA, saat ini, sedang menargetkan pemasangan Top On Bus (TOB), untuk rute non-Bus Rapid Transit (BRT) yang akan rampung di akhir 2019 nanti.
Dirut Trans-Jakarta Agung Wicaksono mengatakan sistem pembayaran yang digunakan di Trans-Jakarta sejak dulu hanya menggunakan tiket dari tapping di gate.
Dengan kartu uang elektronik (KUE) dari bank untuk rute BRT di dalam koridor atau yang lebih sering disebut Busway.
"Trans-Jakarta saat ini lebih banyak melintasi rute yang non-BRT. Karena, menurutnya, dengan rute non BRT, lebih banyak kawasan yang bisa dijangkau," kata Agung saat dikonfirmasi, Rabu (31/7).
"Nah, untuk rute non-BRT ini, haltenya tidak di tengah koridor, jadi pembayarannya tidak bisa tapping di halte, melainkan di dalam bus," imbuhnya.
Menurutnya, mekanisme pembayaran yang paling memungkinkan untuk dilakukan pelanggan Trans-Jakarta saat di dalam bus adalah dengan TOB, tidak lagi menggunakan Electronic data capture (EDC).
Baca juga: Mulai Jumat Nanti, LRT Resmi Terintegrasi Halte Transjakarta
Karena, menurutnya, ada hampir 900 bus Non-BRT di Trans-Jakarta.
"Saat ini, pembayaran masih menggunakan EDC karena dulu Trans-Jakarta tidak melakukan investasi sendiri untuk sistem pembayarannya (bergantung dari Bank), semua pembayaran pakai KUE dari Bank. Semua sistem yang menginstalasi dari Bank. Akibatnya, Trans-Jakarta jadi tergantung dengan Bank. Termasuk dalam kesediaan mesin EDC," ujar Agung.
Satu mesin EDC hanya bisa membaca satu jenis kartu bank tertentu. Sering kali mesin EDC hanya bergantung dari supply dari bank, sebagai back-up disediakan tiket kertas untuk bukti pembayaran.
"Bahwa sistem yang berlaku seperti itu diharuskan berhenti tahun ini. Artinya, semua bus Non-BRT dalam proses pemasangan reader untuk TOB," tegas Agung.
Dengan berhentinya mesin EDC dari bank, tidak ada lagi pembayaran tunai dengan tiket kertas dan pelanggan Trans-Jakarta juga harus punya kartu bank.
Menurut Agung, adanya perubahan dari EDC ke TOB ini semata-mata untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan Trans-Jakarta. Tidak hanya itu, Ia berharap Trans-Jakarta ke depannya menjadi angkutan modern yang terus berkembang.
"Kita semua terus bersama-sama membuat layanan Trans-Jakarta lebih baik. Dari yang dulunya selalu pakai tiket kertas dan EDC untuk non-BRT, ke depannya menjadi dengan Tap On Bus. Biar kayak orang-orang di angkutan modern kota-kota lain di dunia," tutupnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved