Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Trans Jakarta Bakal Terapkan Sistem Tap On Bus

Putri Anisa Yuliani
30/7/2019 14:14
Trans Jakarta Bakal Terapkan Sistem Tap On Bus
Bus Trans-Jakarta.(ANTARA)

PT Trans-Jakarta menargetkan menghilangkan transaksi tunai di dalam bus rute non koridor secara total tahun ini dengan memperbanyak mesin 'tap on bus' (TOB).

Upaya ini sekaligus menjawab keluhan warga yang viral di media sosial karena masih bergulirnya transaksi tunai di dalam bus non koridor karena petugas on board dalam bus hanya memiliki satu buah mesin electronic data capture (EDC) yang berasal dari satu bank.  Hal ini membuat penumpang yang memiliki kartu uang elektronik dari bank lain tidak bisa menggunakannya sehingga harus membayar tunai.

Baca juga: Anies Sarankan Daging Kurban Gunakan Wadah Ramah Lingkungan

"Hal ini diharuskan berhenti di tahun ini. Semua bus non BRT sedang dipasangi reader untuk TOB. Jadi tak ada lagi ketergantungan pada mesin EDC dari bank," ujar Direktur Utama PT Trans-Jakarta, Agung Wicaksono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/7).

Agung mengatakan, dengan kebijakan itu pun warga wajib memiliki kartu uang elektronik (KUE) dari bank tanpa terkecuali.Agung menjelaskan keberadaan mesin EDC yang terbatas hanya satu sampai dua jenis bank per bus disebabkan karena ketersediaan bank dalam menyediakan mesin. Dalam hal ini, PT Trans-Jakarta pun tidak bisa berbuat apa-apa karena bergantung pada bank. Untuk itulah, pemasangan TOB sangat penting untuk melepaskan diri dari ketergantungan tersebut.

"Karena dulu Trans-Jakarta ini tidak melakukan investasi sendiri untuk sistem pembayarannya. Semua pembayaran pakai KUE dari bank. Semua sistem yang menginstalasi dari bank. Akibatnya, Trans-Jakarta jadi tergantung dari bank, termasuk dalam kesediaan mesin EDC," kata mantan Direktur Bidang Konstruksi PT MRT Jakarta itu.

Pengadaan TOB juga sekaligus menghilangkan peluang korupsi dari pendapatan tiket yang berpotensi dilakukan oleh oknum pegawai Trans-Jakarta. Meski demikian, Agung menegaskan, selama ini tidak pernah ada ditemukannya kasus korupsi penggelapan pendapatan dari pembayaran tunai dalam bus non koridor.

Agung juga menegaskan, hadirnya bus non koridor semata agar dapat menjangkau lebih banyak penumpang karena rutenya yang menusuk hingga ke pinggiran kota.

Baca juga: DPRD DKI Belajar soal Pengolahan Sampah dari Surabaya

Sebelumnya viral keluhan seorang pelanggan bernama Jonminofri Nazir di akun media sosial Facebook terkait masih adanya pembayaran tunai dengan tiket sobek di atas bus non koridor dengan berbagai alasan di antaranya mesin EDC yang ada hanya dari satu bank, mesin EDC yang dibawa rusak atau kehabisan daya, serta petugas on board tidak kebagian mesin EDC karena terbatasnya jumlah mesin.

Menurutnya, hal-hal ini membuat petugas kerepotan karena di jam-jam sibuk saat bus padat penumpang, petugas on board kesulitan menagih pembayaran tarif kepada penumpang dan menjadikan adanya potensi penumpang yang tidak tertagih pembayaran tiketnya. Selain itu, pembayaran tunai dengan tiket sobek juga masih membuka peluang korupsi. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik