Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memutuskan akan memulai pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Koridor Timur-Barat (Cikarang-Balaraja). Pembangunan akan dimulai dari jalur yang berada di wilayah DKI Jakarta.
Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan, rute Kalideres-Ujung Menteng merupakan bagian dari Koridor Timur-Barat yang terbentang dari Balaraja ke Cikarang.
Dari total panjang jalur Timur-Barat sejauh 87 kilometer (KM), PT MRT Jakarta akan membangun dari Kalideres hingga Ujung Menteng sepanjang 31,7 km. Pembangunan MRT rute Timur-Barat diprediksi membutuhkan anggaran US$4 miliar (Rp53 triliun).
Proyek pembangunan menghubungkan tiga pemerintah daerah yaitu Pemerintah Provinsi DKI, Banten dan Provinsi Jawa Barat tersebut sudah dikeluarkan dari proyek strategis nasional. Untuk itu, kata William, pihaknya akan memulai pembangunan MRT di dalam wilayah DKI Jakarta terlebih dahulu.
“Jadi Timur-Barat itu dibagi dua fase. Yaitu fase 1 ada di dalam Jakarta (Kalideres-Ujung Menteng) sepanjang 31,7 km. Fase 2 di luar Jakarta. Kemudian kita putuskan dalam pertemuan dengan JICA dan Kementerian Perhubungan terakhir, PT MRT Jakarta akan memulai pembangunan fase 1, di dalam Kota Jakarta,” kata William dalam Forum Jurnalis MRT Jakarta, di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (25/7).
Untuk pembangunan Fase 1 ini, lanjut William, pihaknya akan membagi menjadi dua stage. Stage pertama akan dibangun sepanjang 20,1 km dengan rute dari Kalideres sampai Cempaka Baru. Kemudian, stage kedua dibangun sepanjang 11,6 km dengan rute Cempaka Baru sampai Ujung Menteng.
“Pembangunan dua stage di Fase 1 ini akan kita kerjakan secara paralel atau bersamaan. Jadi tidak menunggu satu persatu. Karena waktunya terlalu lama kalau dikerjakan tidak secara bersamaan,” ujar William.
Baca juga: 2020, MRT Segera Bangun Jalur Timur - Barat
Dia membenarkan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun MRT Jakarta Koridor Timur-Barat Fase 1 ini sebesar Rp53 triliun. Perkiraan anggaran ini didapatkan berdasarkan kajian dari Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI).
Dokumen itu merupakan hasil studi kelayakan (feasibility studies) yang diinisiasi Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan pemerintah Indonesia pada tahun 2013.
William menargetkan pembangunan koridor Timur-Barat dapat dimulai tahun depan. Dengan demikian, pembangunan rute Kalideres-Ujung Menteng akan dilakukan secara bersamaan atau paralel dengan fase II Bundaran Hotel Indonesia-Kota.
"Pak Presiden (Joko Widodo) sudah memberikan dukungan agar MRT Jakarta meneruskan koridor Timur-Barat. Mau tidak mau harus berani mulai secepatnya. Jadi bukan nunggu fase II selesai baru jalan," ungkapnya.
Alasan pembangunan MRT Jakarta Koridor Timur-Barat dilakukan di dalam kawasan Jakarta, karena pihaknya ingin fokus kepada wilayah dan pemerintah daerahnya yang paling siap.
Ia mencontohkan, pemerintah daerah akan siap memberikan penyertaan modal daerah (PMD) untuk membantu pembangunan dan dukungan swasta untuk pengembangan kawasan TOD juga telah siap.
“Semuanya itu terlihat Jakarta akan lebih siap dibandingkan daerah luar Jakarta,” ujar William. (A-4)
Jika setelah proses investigasi internal terbukti karyawan bersangkutan menggunakan ijazah palsu, maka akan ditindak sesuai peraturan internal yang berlaku dengan pemecatan.
MRT Jakarta berkomitmen mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam meningkatkan aksesibilitas transportasi publik yang nyaman, aman dan efisien bagi masyarakat.
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan tarif khusus layanan Transjakarta yakni Rp1 untuk penumpang wanita, pada Hari Kartini.
DALAM rangka memperingati Hari Angkutan Nasional pada Kamis (24/4), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan kembali menggratiskan layanan transportasi umum
Pola operasi MRT Jakarta tersebut hanya berlaku untuk tiga hari saat libur sehingga pada Kamis (30/1) pola operasi akan kembali normal.
Penghapusan layanan koridor jelas bukan kebijakan yang cerdas, dan bertentangan dengan pembangunan MRT Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved