Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
SEIRING dengan munculnya pasar modern juga pusat perbelanjaan modern seharus nya pasar tradisional juga ikut berbenah. Jika tidak mau berubah, bisa-bisa pasar tradisional tinggal cerita.
Inilah yang kini tengah terjadi pada lima pasar di Kota Depok, yaitu Pasar Cisalak, Pasar Agung, Pasar Tugu, Pasar Sukatani, dan Pasar Kemirimuka.
Kondisi lima pasar tradisional itu kini memprihatinkan sebab sangat kotor, kumuh, dan semrawut. Bahkan ironisnya beberapa kios dijadikan tempat mangkal pemulung, pengemis, dan pengamen.
Sejumlah pedagang yang dijumpai di pasar-pasar tersebut mengaku miris. “Tidak sangka pasar pemerintah kacau balau begini kondisinya. Bahkan puluhan kios menjadi tempat bermarkasnya pemulung, gepeng, dan pengamen,” ujar Tioman, pedagang sembako di Pasar Agung, Jalan Proklamasi, Kelurahan Mekarjaya, Sukmajaya, Rabu (17/7).
Menurut Tioman, lokasi Pasar Agung cukup strategis karena berada di pinggir jalan raya. Bangunannya juga bagus dan terdiri atas dua lantai. Namun, hingga 10 tahun berlalu, cukup banyak kios di pasar ini yang beralih fungsi menjadi hunian.
Tentu saja, hal ini tidak bisa dibiarkan. “Jika tidak cepat ditangani, lokasi di sini akan jadi makin rawan. Pemerintah Kota harus cepat bertindak,” ucap Tioman.
Kepala Pasar Agung, Biher Purba, mengakui banyak kios di Pasar Agung yang tidak terisi. Bahkan kios-kios di lantai dua pasar tersebut kosong. “Jumlah kios di Pasar Agung ada 1.250 unit, tapi sangat sedikit yang terisi,” kata Biher.
Pasar Cisalak, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis kondisinya tak berbeda dengan Pasar Agung. Beberapa pedagang mengemukakan suasana di sekitar Pasar Cisalak seperti kota mati. “Saking sepinya, pedagang di pasar banyak tutup,” ungkap
Ribeka, pedagang pakaian di lantai dua Pasar Cisalak.
Selain itu, kondisi pasar juga kian semrawut dan kumuh sebab trotoar jalan pasar ditempati ratusan pedagang kaki lima. “Sudah setahun saya berjualan, tapi tidak laku. Padahal, tiap tahun saya bayar sewa kios Rp2 juta. Kalau begini terus, modal bisa habis,” Ribeka mengeluhkan.
Kepala Pasar Cisalak, Sutisna, menyebutkan sekitar 545 kios di Pasar Cisalak kosong. Menurut Sutisna, ada beberapa penyebab Pasar Cisalak menjadi sepi, yaitu berdirinya pasar tandingan dan pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar dan bahu jalan.
“Kita sudah berkirim surat ke Satuan Polisi Pamong Praja supaya segera menertibkan 150 pedagang liar dan pasar tandingan. Namun, surat kami belum mendapat respons,” tutupnya. (KG/J-2)
Pemprov DKI Jakarta menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi perpindahan pedagang dari Pasar Hewan Barito ke Sentra Fauna Jakarta yang berlokasi di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Menanggapi keluhan pedagang, Kepala UPTD Pasar Cisalak, Wahyu Syahadat menyatakan telah meminta Pemkot Depok untuk menata PKL di sekitar area Pasar Cisalak.
Inkoppas Minta Pedagang Dilibatkan dalam Pembangunan Pasar
Setiap keputusan investasi kini mempertimbangkan dinamika regulasi dan perkembangan teknologi.
Aksi pungli dan parkir liar di Pasar Induk Kramat Jati itu meresahkan para pedagang dan pengunjung pasar.
Di 2024, 68% usaha kecil Indonesia yang berinvestasi pada teknologi melaporkan bahwa investasi tersebut meningkatkan profitabilitas mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved