Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih kekurangan alat pengukur kualitas udara. Sekarang di Jakarta baru memiliki lima alat pengukur kualitas udara di lima titik wilayah Ibu Kota. Kelima alat itu diletakkan di Kota, Bundaran HI, Jagakarsa, Lubang Buaya, dan Kebon Jeruk.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Plt LH) DKI Jakarta, Andono Warih, di Jakarta, Sabtu (6/7), mengakui, pihaknya belum mampu mengcover seluruh wilayah Ibu Kota.
"Tapi kami representasinya itu per alat per wilayah. Kalau meng-cover semua belum tipologi wilayah terwakili. Tapi perwakilan kota ada," ungkap Andono.
Baca juga: KLHK: Kualitas Udara Jakarta Masih Relatif Bagus
Dia menambahkan, selain lima alat pengukur fixed station, Pemprov DKI juga memiliki tiga alat pengukur kualitas udara yang digerakkan secara mobile seperti saat car free day.
Idealnya, lanjut Andono, DKI Jakarta harus mempunyai 13 hingga 25 alat pengukur kualitas udara.
"Ada riset yang dilakukan baik dari luar maupun Pemprov DKI. Ada beberapa pendekatan misalnya per 1 juta penduduk 1 alat. Kita kan ada 13 juta penduduk jadi 13 buah alat," jelasnya, seraya menambahkan, riset dengan pendekatan kedua adalah tergantung ukuran wilayahnya yakni kilometer/segi.
"Maka Jakarta memerlukan alat pengukur kualitas udara karena luasnya 650 km/segi. Sebanyak 25 titik itu jumlah riset ya," katanya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved