Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENDANGKALAN yang terjadi di Waduk Pluit, Jakarta, mengeluarkan aroma tidak sedap. Aroma tersebut dikeluhkan warga yang sedang bersantai mengisi libur akhir pekan di pinggir Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Dalam pantauan kemarin, sekelompok pengunjung yang tengah bersantai di bawah teduhnya pohon di kawasan tersebut mengaku merasa tidak nyaman dengan aroma tidak sedap tersebut.
“Airnya lagi dangkal ya. Makanya bau begini. Memang sangat mengganggu. Padahal, kami bela-belain ke sini buat kumpul-kumpul santai bareng keluarga,” kata Idham, 30, saat ditemui di kawasan Waduk Pluit.
Menurut Idham, seharusnya sedimen Waduk Pluit tidak menumpuk seperti saat ini. Dia mengatakan, jika dikelola dengan bagus, kawasan Waduk Pluit bisa menjadi pilihan tempat hiburan di akhir pekan.
Sementara itu, salah seorang pemilik kios makanan di kawasan Waduk Pluit, Suwanto, 48, juga mengeluhkan pendangkalan waduk yang mengakibatkan aroma tidak sedap itu. “Sudah beberapa minggu ini baunya memang tidak sedap. Dari kemarin juga banyak pembeli yang mengeluhkan,” jelasnya.
Suwanto mengatakan, akibat bau tersebut pembeli makanannya memilih untuk membawa pulang dan tidak makan di tempatnya.
Proses perawatan
Menanggapi kondisi Waduk Pluit tersebut, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal, mengatakan kondisi Waduk Pluit saat ini merupakan salah satu proses untuk menyiapkan waduk itu untuk menampung air ketika hujan.
“Kondisi cuaca di DKI Jakarta beberapa hari belakangan yang diguyur gerimis dan cuaca mendung, membuat Waduk Pluit harus segera dikosongkan sampai dengan air dalam kondisi low water level (titik rendah),” kata Yusmada, saat dikonfirmasi, kemarin.
Upaya pengosongan sampai dengan tingkat low water level tersebut diharapkan dapat membuat Waduk Pluit siap menampung air ketika musim hujan tiba.
Dia melanjutkan, proses tersebut akhirnya memperlihatkan endapan lumpur di sebagian wilayah Waduk Pluit. “Yang kelihatan sedimennya itu sekitar sepertiga waduk. Yang lainnya sudah dikerjakan, sudah tebal airnya jika dibandingkan dengan sedimen,” jelas Yusmada.
Ia menjelaskan, permukaan sedimen yang terlihat saat ini ialah sedimen saat kondisi low water level. Jarak tinggi muka air saat ini sampai dengan batas atas tanggul atau top water level dijaga sekitar 4,9 meter. Dengan demikian, kapasitas waduk cukup besar untuk menampung tambahan air setelah hujan maupun luapan sungai dari hulu.
Dia mengatakan, perawatan ini telah berlangsung sejak April lalu. Sebanyak enam unit amphibious excavator dikerahkan untuk mengeduk lumpur dari waduk tersebut. Setelah berhenti pada 9 Juni lalu, pekerjaan dilanjutkan pada 10 Juni. “Saat ini dilakukan penambahan armada alat berat menjadi 13 unit,” jelasnya.
Ia memperkirakan, proses perawatan ini akan terus berlangsung hingga Oktober mendatang. “Target selesai empat bulan ke depan atau sekitar Oktober,” terangnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan bau yang meruap dari Waduk Pluit bukan merupakan kurangnya perawatan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. (J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved