Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Disdik DKI Anggarkan Rp324 Miliar untuk Makanan Tambahan Siswa

Selamat Saragih
27/3/2019 17:05
Disdik DKI Anggarkan Rp324 Miliar untuk Makanan Tambahan Siswa
Sejumlah siswa sekolah dasra di Lebak, Banten sedang mengosumsi makanan yang diberikan di sekolah.(Dok MI)

DINAS Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp324 miliar untuk program pemberian Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) pada tahun anggaran (TA) 2019.

"Program ini sebagai kepedulian pemerintah terhadap perkembangan gizi anak usia sekolah. Adapun tujuannya guna meningkatkan kecukupan asupan gizi bagi siswa sekolah setiap harinya selama jam belajar," kata Kepala Disdik DKI Jakarta Ratiyono saat menghadiri peluncuran program PMTAS, di SDN 03 dan 04 Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/3).

Dia menyebutkan, setiap hari sekolah dimulai dari Senin-Jumat dan diberikan makanan tambahan menyesuaikan waktu mulai jam belajar mengajar, ada yang sejak pagi, siang, dan sore.

"Program ini dianggarkan untuk diterapkan di sejumlah sekolah di DKI Jakarta dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta TA 2019 senilai Rp324 miliar dengan nilai anggarannya per paket senilai Rp10.800 terhitung selama 154 hari dalam setahun waktu belajar," ujar Ratiyono.

Baca juga: Presiden Berikan Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil

Dia menambahkan, sebanyak 29 varian menu secara bergiliran diberikan kepada siswa sekolah setiap harinya, antara lain roti, susu UHT, onde-onde kacang hijau, puding buah, jambu manis, pisang bakar keju, kue lumpur, martabak telur, rambutan dan omlet telur daging.

Ratiyono juga memberi komentar mengenai kasus pelajar SMP di Cilincing beberapa waktu lalu yang menyawer gurunya saat jam pelajaran di dalam kelas.

"Anak-anak itu perlu mendapatkan perhatian khusus, dipanggil dididik dan yang paling penting berubah, jangan diulangi lagi perbuatan yang tidak sepantasnya. Guru juga penuh kesabaran dan tidak perlu emosi dalam mengajar dan melaksanakan metode pembelajaran yang memberikan inspirasi," jelas Ratiyono.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya