Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI akan memutuskan tarif untuk Moda Raya Terpadu (MRT), Senin (25/3). Tarif tersebut diperkirakan berada di angka Rp8.500-Rp12.500.
"Senin sudah rampung, (tarif) di Rp8.500-Rp12.500," ujar Sekretaris Komisi C DPRD DKI Jakarta James Arifin Sianipar, Minggu (24/3).
Dia mengaku belum mengetahui angka pasti tarif MRT itu. Namun, dia perkirakan tarif berada di angka Rp8.500 per 10 kilometer.
James mengatakan pihaknya lama dalam menetapkan tarif MRT ini karena harus berhati-hati. Apalagi, tarif MRT ini mendapatkan subsidi dari Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) DKI.
"Kami berhati-hati, karena subsidi ini menggumakan uang rakyat, yang untuk rakyat juga," ujar dia.
Baca juga: MRT Jakarta Resmi Beroperasi
Sementara itu, aktris Putri Patricia menyambut baik perkiraan harga dari Ratangga itu. Dia menilai tarif antara Rp8.500-Rp12.500 ini tergolong murah.
Dalam kesempatan yang sama, pengamat transportasi, Yayat Supriatna berharap tarif yang ditetapkan nanti tidak terlampau tinggi. Dengan begitu, moda transportasi massal ini tidak ditinggalkan masyarakat.
"MRT kalau tidak sangat murah tidak diminati," ujar Yayat.
Minggu (24/3) pagi, Presiden Joko Widodo meresmikan MRT fase 1 yang akan membentang sepanjang sekitar 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Rinciannya, 10 kilometer jalur layang dan enam kilometer jalur bawah tanah.
Di jalur layang akan tersedia tujuh stasiun, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Sedangkan jalur bawah tanah, akan dibangun enam stasiun bawah tanah, meliputi Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Jarak antar stasiun akan bervariasi, mulai dari 0,8 kilometer hingga 2,2 kilometer. (Medcom/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved