Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
KEHADIRAN Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta diyakini mampu mengubah perilaku berkendara masyarakat. Dari penggunaan kendaraan pribadi beralih ke angkutan massal.
"MRT yang digadang-gadang membawa peradaban baru ini memang berdampak pada banyak sisi," kata Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono, Kamis (14/3).
Bambang menilai MRT bisa menghipnotis masyarakat untuk beralih ke transportasi umum. MRT diharapkan ditata secara rapih sebagaimana Peraturan Presiden nomor 55 tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek yang salah satu aspeknya stasiun MRT perlu memperhatikan pejalan kaki.
"Terdapat indikator kinerja utama yang harus tercapai. Salah satunya akses pejalan kaki untuk mendapatkan layanan angkutan umum massal maksimal sejauh 500 meter," tutur Bambang.
Ia menambahkan, munculnya moda transportasi jenis baru ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Terutama tata cara berdiri di kereta cepat.
Baca juga: Warga Minta Tarif MRT tidak Lebih dari Rp10.000
Menurut Bambang, masyarakat belum terbiasa dengan kecepatan MRT. Selain itu, sistem pembayaran yang berbeda dari moda lainnya juga perlu di sosialisasikan.
"Rangkaian kereta MRT diharapkan bisa benar-benar mengubah masyarakat tidak hanya dalam menggunakan MRT namun juga bertransportasi secara umum," ujar Bambang.
Bambang berharap sebelum diluncurkan secara resmi ke publik, kajian pengoperasian MRT dilakukan secara matang. Jangan sampai, moda transportasi yang ditunggu-tunggu ini mengecewakan masyarakat.
"Integrasi menjadi kunci, dan ke depan layanan angkutan umum massal di Jabodetabek, tidak hanya terintegrasi secara fisik, namun juga secara sistem pembayaran serta jadwal layanan," pungkasnya. (Medcom/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved