Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
KEMENTERIAN Agraria dan Tata Ruang ikut terlibat dalam suksesnya pembangunan moda raya terpadu (MRT) Jakarta. Karena itu, kemarin, Menteri ATR/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan A Djalil tergelitik untuk ikut merasakan laju MRT Jakarta.
"Kami bangga ikut berkontribusi menyukseskan adanya MRT Jakarta melalui pengadaan tanah. MRT diharapkan dapat mengubah budaya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum," tutur Sofyan, yang ditemani Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar dan sejumlah pejabat Kementerian ATR/BPN.
Sambil tersenyum semringah, dia menambahkan, MRT juga akan membentuk budaya baru di masyarakat, yakni budaya antre, budaya tepat waktu, dan budaya menjaga kebersihan. "Ini karya infrastruktur anak bangsa yang patut dibanggakan."
Menteri dan rombongan menjajal MRT mulai dari Stasiun Sisingamangaraja yang berada di depan kantor kementerian hingga Stasiun Lebak Bulus, menempuh waktu 15 menit. Proyek MRT ini membebaskan lahan seluas 2,67 hektare, sejak 2013. Sempat berhenti beberapa waktu, pembebasan lahan dilanjutkan lagi pada 2016, dan tuntas setahun kemudian.
"Sukses pembangunan infrastruktur merupakan buah dari pengadaan tanah. Tanpa pengadaan tanah yang berkualitas, mungkin MRT belum bisa beroperasi saat ini," tambah Dirjen Pengadaan Tanah Arie Yuriwin.
Di Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan menjamin pembahasan tarif MRT akan selesai tepat waktu. Pasalnya, hitungan terkait subsidi tarif yang harus diberikan Pemprov DKI sudah selesai.
Meski subsidi tarif MRT diperkirakan menguras APBD hingga Rp675 miliar, Anies yakin itu tidak akan terlalu membebani APBD. Pemprov DKI akan mendapatkan pemasukan dari investasi lain, seperti pemasangan iklan dan kerja sama penyewaan kios dengan pedagang.
Baca Juga : Kaget dan Bangga Seperti di Singapura
"Perundingan masih jalan terus, Insya Allah selesai. Saya rasa perlu waktu memang, tapi hitung-hitungannya sudah ada, soal investasinya ada, biayanya ada. Jadi ini hanya perlu waktu saja untuk pembahasannya," tambah Gubernur.
Tarif MRT harus sudah selesai dalam waktu dekat. Moda transportasi umum ini ditargetkan segera beroperasi pada akhir bulan ini.
Dalam pembicaraan dengan DPRD DKI, tarif MRT diusulkan Rp8.000-Rp10.500. Dengan tarif itu, Pemprov DKI harus menyubsidi hingga Rp21.659 untuk setiap orang dalam satu kali perjalanan karena tarif idealnya ialah Rp31.659.
Sebelum beroperasi resmi, MRT telah melakukan uji coba dengan melibatkan masyarakat umum, sejak 12 Maret lalu dan hasilnya berjalan lancar. MRT melayani perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus hingga Bundaran HI, sejauh 15,7 kilometer.
"Kami menunggu kajian dan hasil simulasi tarif dari PT MRT untuk dibahas bersama anggota Komisi B dan C. Selain nilai subsidi, kami juga ingin mendapat penjelasan waktu yang dibutuhkan MRT bisa lepas dari subsidi," tambah anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Mualif. (Put/RO/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved