Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kaget dan Bangga Seperti di Singapura

Ferdian Ananda Majni
13/3/2019 08:00
Kaget dan Bangga Seperti di Singapura
(MI/ROMMY PUJIANTO)

ANTUSIASME masyarakat Ibu Kota cukup tinggi dalam menyambut uji coba dan menikmati layanan gratis transportasi moda raya terpadu (mass rapid transit/ MRT).

Sedikitnya sudah terdata 4.000 penumpang yang kemarin mencoba naik kereta MRT dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia hingga Stasiun Lebak Bulus mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

Seperti diutarakan Mika, 23. "Saya cukup senang, ya, karena ini pertama kali ada di Indonesia. Tadi juga agak kaget, ternyata pas di dalam kereta sudah seperti di luar negeri saja, seperti di Singapura," kata Mika saat ditemui di Stasiun Bundaran HI.

Kecepatan kereta juga menjadi perhatiannya. Ia tak menyangka MRT hanya perlu 30 menit untuk jarak 16 kilometer ke Stasiun Lebak Bulus. "Tadi bolak-balik dari Lebak Bulus ke Bundaran HI cuma 29 menit," terangnya.

Menurut dia, sistem informasi dan layanan petugas di stasiun membantu dalam memahami rute dan integrasi antarmoda transportasi. Apalagi para petugas sigap melayani penumpang.

Hal senada diungkapkan Sendy, 26. Ia mengatakan bangga menjadi bagian dari warga DKI pertama yang bisa menikmati layanan MRT. "Bangga, ya, transportasi tepat waktu," sebutnya.

Sendy hanya berharap jaringan internet di dalam stasiun ditingkatkan. "Tadi ada masalah sinyal, cuma bisa satu provider besar, lainnya belum bisa. Ini bisa jadi perhatian," terangnya.

Musa, 40, mengaku naik MRT bersama istrinya. Bagi mereka, rute MRT memungkinkan integ-rasi transportasi untuk menuju tempat kerja. "Istri saya kerja di Sudirman, jadi mau menemani istri biar nanti terbiasa naik ini," kata Musa.

"Tadi sampai di Lebak Bulus saja sudah kaget, dulu Lebak Bulus semrawut, tapi sekarang seindah ini. Jadi, mungkin bakal betah mengunakan MRT," tukasnya.

Harga terjangkau
Kereta MRT mampu melaju hingga 80 kilometer per jam ketika berada dalam terowongan. Kecepatannya akan meningkat ketika berada di jalan layang yakni mencapai 100 km/jam.

Warga lalu berharap tarif MRT, yang saat ini masih gratis, kelak dapat disesuaikan dengan kemampuan mereka.
Sendy, misalnya, menyarankan agar tarif sekitar Rp8.000 bisa jadi pertimbangan.

"Jaraknya lumayan jauh ya, dari Bundaran HI ke Lebak Bulus, tapi saya kira Rp8.000 masih oke lah."

Adapun Mika mengaku tidak masalah jika tarif MRT ditetapkan Rp10 ribu.

"Misalkan naik ojek online dari Lebak Bulus ke Bundaran HI, ongkosnya mungkin bisa lebih dari Rp10 ribu. Jadi, saya tidak keberatan harga (tarif MRT) segitu dengan kecepatan seperti ini," pungkasnya. (Ferdian Ananda Majni/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik