Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Polusi, 1001 Penyakit Ancam Warga Jakarta

MI
12/3/2019 10:10
Polusi, 1001 Penyakit Ancam Warga Jakarta
(ANTARA/Dhemas Reviyanto)

ADE Imasanti Sapardan tersenyum kecut saat menanggapi kondisi udara Jakarta yang sangat buruk. Jakarta menjadi kota terburuk di Asia Tenggara dengan tingkat pencemaran di atas dua kali lipat dari baku mutu yang sudah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.Dokter ahli jantung dan pembuluh darah ini memaparkan debu polutan dengan partikel sangat kecil itu jika terhirup manusia akan langsung menuju paru-paru. Selain penyakit paru dan pernapasan, seperti asma dan infeksi saluran pernapasan, polutan itu juga bisa menjadi penyebab gagal jantung.

"Orang yang berdomisili di Jakarta atau kota dengan polusi tinggi cenderung memiliki dinding jantung yang lebih tebal. Itu merupakan indikasi awal orang yang akan mengalami gagal jantung karena menghirup polutan yang berlebihan," tutur dokter di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan, itu.Dia menduga, kualitas udara Jakarta semakin memburuk. Pasalnya, banyak warga yang tiba-tiba mengeluh batuk dan sesak napas.

Bahaya lain debu polutan juga digambarkan Ariana, seorang dokter ahli paru. "Banyak dampak bagi ibu hamil apabila menghirup polutan secara terus-menerus. Dari menghambat tumbuh kembang janin hingga mengalami aborsi."

Baca Juga: Kualitas Udara Harus Diinfokan

Untuk itu, dia menyarankan seorang ibu hamil harus memperhatikan kondisi kandungannya, saat memasuki usia kehamilan satu hingga dua bulan. Saat masa awal pembentukan janin itu, paparan polutan juga bisa dihirup sang janin sehingga menyebabkan paru-parunya menjadi lemah. Bayi dengan tingkat terpapar polutan tinggi, lanjut dia, akan mengalami asfiksia atau keadaan tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur, saat proses kelahiran. Akibatnya, sang bayi tidak langsung menangis pada menit pertama menghirup udara di luar kandungan sang ibu.

"Kalau ibu hamil kondisi janinnya kurang baik, pembentukan janinnya kurang sempurna, itu karena kondisi kesehatan ibunya kurang bagus. Kami menyarankan, selain harus tenang dan mendapat gizi yang baik, ibu hamil juga harus tinggal di lingkungan yang baik," tandas Ariana. Polusi udara di Jakarta yang mengkhawatirkan itu dilontarkan Bondan Andriyanu, seorang praktisi lingkungan. Ia meminta, meski buruk, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus secara rutin mengumumkan kepada warga tingkat pencemaran yang terjadi setiap hari di kotanya.

"Informasi itu akan menya-darkan masyarakat untuk me-lakukan upaya pencegahan, di antaranya meninggalkan kendaraan bermotor pribadi dan beralih ke moda transportasi umum," tandas Bondan. (*/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya