Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Keberagaman Bersemi lewat Pesona Cap Go Meh di Bogor

Dede Susianti
19/2/2019 21:00
Keberagaman Bersemi lewat Pesona Cap Go Meh di Bogor
(MI/ Dede Susianti)

KERAK telor digoreng dadakan, harganya lima ratusan. Jika Bogor ingin di depan, Pancasila harus dipertahankan.

Beli kebaya di hari Selasa, pulang kantor ke Pasaraya, jaga budaya, jaga Pancasila. Dari Bogor untuk Indonesia.

Pantun-pantun keberagaman itu dibuat dadakan dan dibacakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK), saat membuka acara Bogor Street Festival (BSF) Cap Go Meh (CGM) 2019.

Parade kesenian, tarian, budaya, drum band, liong dan barongsai dibuka dengan dikawal barisan kavaleri pasukan berkuda. Kavaleri adalah sebuah pasukan kendaraan tempur yang sangat besar dengan menggunakan tank.

Diawali dengan tarian Katumbiri, yang juga jadi tema BSF CGM 'Pesona Katumbiri', sejumlah orang menari dengan membawa kain warna warni dalam bentuk payung besar yang menggambarkan pelangi, keindahan di balik keberagaman.

Cuaca di Bogor yang cerah membuat semarak festival ajang budaya pemersatu bangsa itu. Tampilan seni dan budaya nusantara dari Sabang sampai Merauke, begitu mempesona. Diantaranya ada tarian dari Papua, dari Mkasar, Sulawesi.

Di bawah kilauan lampu-lampu dalam lampion, CGM kian semarak dengan kehadiran penampilan dari India dan Tainan City, Taiwan.

Harmonisasi keberagaman kian kuat dan berasa, dengan dilakukanya doa bersama 6 agama. Bahkan sebelum puncak acara, Hadroh Pulo Geulis, sekelompok pemuda asal Pulo Geulis, Kota Bogor, mengisi acara dengan pembacaan asmaul husna, salawatan. Bahkan panitia sempat menghentikan acara sementara, memberi jeda masyarakat muslim untuk melaksanakan ibadah salat magrib.

Selain Wali Kota Bogor, BSF CGM dihadiri sejumlah pimpinan daerah tetangga seperti dari Kabupaten Bogor, Sukabumi, Tanggerang dan dari Kementrian Pariwisata. Hadir juga Kapolda Jabar, Pandam Siliwangi, dan Shinta Nuriyah Wahid, Yeni Wahid, Anita Wahid.

Ridwan Kamil mengatakan bahwa hari itu adalah hari dimana Kota Bogor menunjukkan ke-Indonesiaannya.

"Kita di sini berbeda-beda. Wajahnya berbeda. Suku bangsanya berbeda. Agamanya berbeda. Jodohnya berbeda, pendidikan, semuanya berbeda.


Baca juga: Ada Penampilan Egrang di Festival Cap Go Meh Glodok


Tapi jadilah bangsa yang mencari persatuan, perdamaian dari perbedaan. Hari ini bangsa kita akan hancur dan berantakan kalau selalu mencari perbedaan di dalam perdamaan.

Sekarang inilah persamaan kita. Saya sangat bangga. Hari ini adalah hari di mana Kota Bogor menunjukkan keindonesiaannya," ungkap Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu.

Di hadapan ribuan orang, Emil mengatakan, selama negara kita sama, Indonesia, selama rumah kita itu Pancasila dan selama kita berdiri menyanyikan 'Indonesia Raya', itulah yang menyatukan kita.

"Orang Indonesia kalau bersatu, tidak bisa dikalahkan. Tantangan atau kelemahan kita hari ini adalah sering mencari perbedaan. Oleh karena itu dari Bogor, kita berkomitmen, kita perkuat persatuan kita," pungkasnya.

Ketua Panitia, Arifin Himawan, menuturkan, BSF CGM, bukan hanya peristiwa budaya, tapi upaya merawat nilai budaya dan kearifan lokal yang sudah tradisi di Kota Bogor.

Menurutnya, keberagaman dan ciri khas selalu mengundang pesona bagi wisatawan domestik dan manacanegara.

Keberagaman juga menciptakan kekuatan dan budaya mampu merajut keberagaman, merajut segala perbedaan dan mempertegas warna-warna.

"Cap Go Meh ini adalah etalase Nusantara," tutupnya.

Di kesempatan yang sama, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, saat itu semua orang menikmati kebersamaan dalam keberagaman.

"Kita di sini bukan soal ibadah agama. Bukan hanya sebatas budaya. Kita di sini bukan hanya sebatas upacara. Karena kita ingin menjaga warisan budaya bangsa bersama dalam keberagaman," tuturnya.

Dia menyebut, cap go meh ini tentang nilai-nilak yang kita yakini dari masa ke masa, diturunkan dan dijaga bersama.

"Perbedaan adalah keniscayaan, beragam adalah keharusan. Kebersamaan harus terus diperjuangkan. Semua warna ada di sini. Mungkin semua partai ada di sini. Semua agama jelas ada di sini. Satu niat kita di sini, satu menjaga NKRI," tutupnya.

Acara yang berlangsung sejak pukul 15.00 WIB itu berlangsung lancar hingga selesai pada tengah malam atau pukul 24.00 WIB. Pihak penyelenggara mengklaim acara dihadiri sekitar 100 ribu orang. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya