Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyarankan harga tiket didasarkan jarak tempuh. Usulan itu telah disampaikan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Berdasarkan survei, rata-rata Rp8.500. Tapi tiket akan berdasarkan by distance atau jarak. Usul dari kami sepanjang 1 km Rp2.200, semakin jauh sampai di 16 km ada di angka Rp12.800," kata Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar, Jumat (11/1).
Menurut dia, manajemen MRT sedang menunggu keputusan harga pasti dari pemerintah. Setelah ada keputusan, harga akan diberlakukan pada saat operasi resmi MRT Jakarta di Maret 2019.
"Sekarang ini kita sedang memfinalisasi harga tiket finalisasi. Jadi kita sedang tunggu," jelas dia.
Dia menyatakan setelah berdiskusi dengan Pemprov DKI Jakarta, rencananya harga tiket MRT Jakarta akan disubsidi. Dengan begitu, masyarakat tidak terbebani harga tiket.
Baca juga: Terkait Pembangunan MRT, Jalan Sudirman Ditutup Sebagian 10-16 Januari
Sementara itu, pembangunan MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus ke Bundaran HI telah mencapai 98,1%. Pengerjaan diharapkan berjalan secepatnya agar operasi resmi bisa berjalan pada Maret 2019.
"Kita juga sedang melakukan uji coba operasi. Uji operasi ini yang kita kerjakan sampai Februari. Dari Februari akan kita uji coba operasi secara penuh hingga Maret," ungkap William.
Panjang jalur di fase I, lanjut dia, mencapai 16 kilometer (km). Jumlah stasiun ada sebanyak 13 stasiun, dengan 7 stasiun layang dan ada 6 stasiun bawah tanah.
"Hampir semua stasiun secara struktural susah rampung. Pekerjaan yang masih kita selesaikan ini adalah pekerjaan interior, finalisasi, itu yang kita benahi, dan terkait elektrikal," sebut dia. (Medcom/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved