Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Koki pun Menyiasati Keterbatasan Ruang

Nelly Marlianti
06/2/2015 00:00
Koki pun Menyiasati Keterbatasan Ruang
food truck(AFP)

KETERBATASAN ruang dan tempat, membuat para koki di 'restoran berjalan' harus bersiasat agar tidak kerepotan dalam menyiapkan menu pesanan para pelanggan. Para koki harus tetap cekatan menyajikan makanan yang dipesan. Seperti yang dilakukan Street Ramyun, salah satu gerai food truck di kawasan Tebet Timur, Jakarta Selatan. Pemilik gerai mendirikan dapur dengan tenda kecil di samping mobil Combi kuning yang telah dimodifikasi.

Gerai yang buka setiap hari mulai pukul 12.00 WIB itu menyajikan menu-menu khas Korea seperti ramen, bimbimbap, kebab, bulgogi, dan odeng. Ruang di dalam mobil dimaksimalkan untuk kasir dan pemesanan. Selain itu, bagian dalam mobil juga digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan memasak dan satu buah lemari pendingin (freezer).

Pemilik sekaligus cheff Street Ramyun Ferry Lee mengungkapkan, gerainya itu mengadopsi food truck yang berkembang di Asia khususnya di Korea. Pihaknya jauh lebih nyaman memasak di samping mobil Street Ramyun miliknya. Menurutnya, untuk food truck yang mengadopsi gaya Korea memang tidak harus memasak di dalam food truck, seperti konsep food truck yang diadopsi dari Amerika.

''Untuk teknik memasak, kita tidak terlalu ribet dengan lahan yang terbatas, karena kita mengadopsi konsep Asia terutama Korea yang tidak harus masak di dalam seperti konsep Amerika. Konsep food truck yang berkembang di Korea memang seperti itu," ujarnya Rabu (4/2).


Ia menambahkan, meski tidak memasak di dalam truk, konsep dari food truck sendiri tetap tidak hilang. Karena dirinya memanfaatkan area truk sebagai tempat pemesanan dan penyajian makanan. Di samping itu, jenis makanan yang dimasak mengunakan microwave dan rice cooker, tetap dimasak di dalam mobil. ''Sementara untuk ramen, kita masak di samping mobil,'' terangnya.

Dengan tenda kecil di samping mobil, Ferry bisa lebih cekatan menyiapkan pesanan pelanggan. Dalam waktu 10-15 menit, menu yang dipesan sudah siap disantap. Ia tidak menggunakan banyak peralatan seperti di dapur restoran pada umumnya. Ferry hanya butuh menggunakan dua kompor, dengan dua panci besar untuk merebus ramen dan satu wajan untuk meracik bumbu dan bahan pelengkap yang langsung diimpor dari Korea.

Kerepotan para koki, kata Ferry, bukan saat memasak. Tetapi, ketika hujan turun disertai angin, dinilai menjadi kendala mereka memasak dengan cepat. Tenda seadanya yang dipasang memayungi 'dapurnya' tidak banyak menolong.

Gerai Street Ramyun sendiri hanya memanfaatkan area torotoar jalan di depan bangunan No 14 Tebet Timur Dalam II. Sehari-harinya Combi kuning tersebut mangkal di tempat tersebut sampai dengan pukul 22.00. Namun, apabila ada pameran, Combi Street Ramyun dibawa untuk mengikuti pameran.

Ferry juga menyatakan, konsep food truck dengan gaya Korea yang saat ini diterapkannya di Jakarta merupakan satu-satunya food truck pingir jalan untuk masakan korea pertama di Indonesia. Bisnis food truck miliknya ini sudah sejak September 2013 lalu ditekuninya. "Untuk konsep food truck Korea ini kita yang pertama di Indonesia," kata Ferry. (Nelly Marlianti/J-4)


Bukan Penjual Asal-asalan



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya