Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Dinas Bina Marga DKI Jakarta menganggarkan dana sebesar Rp15 miliar untuk pengadaan pembatas atau separator jalur bus (busway) TransJakarta tahun ini.
Separator yang dianggarkan adalah pembatas berbahan dasar beton dengan tinggi setengah meter dan tebalnya mencapai 30 centimeter.
Menurut Yusmada, anggaran yang tidak terlalu besar untuk pembelian separator busway di tahun ini disebabkan dirinya menganggap proyek tahun ini adalah percobaan. Jika ada spesifikasi yang baik dengan harga terjangkau, maka akan digunakan sebagai spesifikasi di e-catalogue. Tujuannya agar pada pengadaan berikutnya melalui e-catalogue tidak perlu diproses lelang sehingga pengadaan menjadi lebih cepat dan efisien.
"Saat ini masih dalam proses lelang. Ini sebagai percontohan. Kalau ada vendor yang bisa berikan harga termurah dan spesifikasi baik, maka spesifikasinya akan kami gunakan untuk dimasukkan ke dalam e-catalogue tahun depan. Supaya bisa sekaligus banyak belinya di tahun depan," kata Yusmada di Balaikota, Rabu (16/9).
Sebelumnya separator jenis tersebut telah dipasang sebagian di beberapa koridor seperti Koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas), Koridor 1 (Blok M-Kota), Koridor 5 (Ancol-Kampung Melayu) dan Koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni). Meskipun demikian pemasangan separator yang disebut Movable Concrete Barrier (MCB) itu belum dilakukan di sepanjang jalur, namun hanya sebagian.
Separator beton atau MCB tersebut, kata Yusmada, dibeli secara satuan dengan hitungan harga rupiah per meter. Ia mengatakan untuk menerapkan separator tinggi di seluruh jalur bus TransJakarta, DKI harus melakukan pengadaan 300 kilometer MCB.
"Kita sudah hitung-hitung untuk membatasi seluruh jalur bus TransJakarta di 12 koridor itu kita harus beli sepanjang 300 kilometer. Karena kalau separator itu belinya kan per meter. Siapa yang berani menjual dengan desain terbaik dan harga termurah itu yang kami beli. Karena sangat banyak itu, hanya bisa secara bertahap," ujar Yusmada.
Yusmada menyatakan prioritas koridor untuk dipasangi MCB secara keseluruhan yakni Koridor 1, Koridor 2 (Pulogadung-Harmoni), dan Koridor 3 (Kalideres Harmoni).
Penganggaran MCB ini sebelumnya diinstruksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai salah satu upaya mensterilisasi jalur bus TransJakarta. Terlebih lagi saat ini kondisi separator di beberapa koridor sudah rusak dan bahkan hilang.
"Selain denda oleh polisi kita juga harus tinggikan jalur busway nya. Karena masyarakat kita kalau dilihat jalan masih pendek itu dilibas. Makanya kita harus tinggikan," ujar Ahok.(Q-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved