INDONESIA Corruption Watch melaporkan kasus dugaan korupsi pengadaan enam buku dalam APBD 2014 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (26/3) lalu.
Pada enam buku itu tertulis nama penulisnya, Rina Aditya Sartika dan Tim. Berdasarkan penelusuran, Rina adalah putri Alex Usman, mantan Kasi Sarana/Prasarana Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat yang terlibat dalam pengadaan uninterruptible power supply (UPS) di sekolah-sekolah pada 2014.
Rina juga saat ini menjadi anggota DPRD DKI dari Partai Gerindra.
Dalam membuat buku-buku tersebut, Rina menggandeng beberapa wartawan untuk mengerjakan proyek. 'Harga jasanya Rp65 juta untuk setiap buku. Buku-buku itu dikerjakan selama tiga bulan dari November 2013 sampai Februari 2014. Ada kontrak yang kami tanda tangani antara Rina dan tim penulis buku. Pembayaran uang jasanya dilakukan tiga kali," kata Windoro Adi, salah satu anggota tim penulis buku tersebut.
Windoro menceritakan ia ditawari untuk mengerjakan proyek buku itu oleh Rina."Namun, waktu itu Rina bilang buku itu adalah sumbangsih dia untuk pendidikan di Jakarta. Dia waktu itu sedang mempersiapkan kampanye agar bisa jadi anggota DPRD.Dia bilang uang pembuatan dan distribusinya pakai uang pribadi," kata dia.
Windoro mengaku tidak mengetahui ke mana buku-buku itu akan didistribusikan. "Pada akhirnya kami tahu ternyata disebar ke sekolah-sekolah dan pakai duit APBD," kata dia. Diterima sekolah buku-buku itu kini dapat ditemukan di perpustakaan sekolah. Wakil Kepala Sekolah Menengah Atas 16 Yunida mengaku tidak tahu kapan persisnya buku-buku itu masuk ke sekolahnya.
Mida Sagala, staf tata usaha SMA 16, menyatakan buku-buku itu diterima pihaknya sebagai sumbangan dan dikirim melalui pos.
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pernah menyebut harga buku tersebut sebenarnya Rp45 ribu per buah. Namun, dalam APBD 2014, nilainya membengkak menjadi Rp149 ribu per buah.
Saat Rina hendak dikonfirmasi melalui telepon seluler, teleponnya diangkat sekretaris pribadi yang bernama Irma. Menurut Irma, Rina baru kembali umrah dan belum bisa memberikan keterangan.
Saat disambangi ke rumahnya yang ada di kawasan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rina pun tidak berada di tempat. Menurut warga sekitar, Rina selalu pulang ke rumah pada dini hari. (Ars/*/J-2)