Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Warga Sunter Tolak Pembangunan ITF

MI
27/10/2018 09:54
Warga Sunter Tolak Pembangunan ITF
Pekerja memilah sampah untuk dimasukkan ke truk pengangkut sampah di tempat persinggahan sampah sementara di Jalan Danau Sunter Barat, Jakarta Utara, Jumat (26/10/2018)(MI/Pius Erlangga)

WARGA sekitar Danau Sunter dan Taman BMW menolak rencana pembangunan fasilitas pengolah­an sampah terpadu (intermediate treatment facility/ITF) yang digagas Pemprov DKI Jakarta. Mereka keberatan akan dampak negatif yang timbul dari ITF itu jika diope­rasikan kelak.

Benny, 47, salah seorang warga Jalan Tridasawarsa, Sunter Agung, Tanjung Priok, menyebut rencana pemprov itu akan merugikan war-ga sekitar ITF.

“Enggak setuju. Selain polusi udara, masyarakat akan terganggu pernapasan. Lebih parah lagi kalau musim hujan, bisa gatal-gatal,” kata pria berambut ikal itu.

Berdasarkan rencana pemprov, peletakan batu pertama ITF Sunter akan dimulai akhir Desember. Jika ITF Sunter sudah jadi, sampah sebanyak 2.200 ton per hari akan diolah menjadi tenaga listrik yang menghasilkan daya 35 megawatt.

Namun, menurut Benny, saat ini saja keberadaan Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPTS) Sunter sudah mengganggu warga. Sebanyak 80% dari sampah yang ditampung di UPTS itu berasal dari pasar-pasar di Jakarta Utara sehingga limbah sampah itu mengeluarkan aroma yang tak sedap hingga radius 1 kilometer.

“Itu baru sampah dari pasar-pasar di Jakarta Utara, bagaimana kalau seluruh sampah Jakarta datang ke sini? Limbah sampahnya sangat bau. Apalagi pas hujan, air dari gunungan sampah meluber ke permukiman. Baunya berhari-hari enggak hilang,” sebut Benny.

Paparan bau tak sedap itu, sambungnya, acap kali membuat anak balita di permukiman itu jatuh sakit, tetapi tak ada pihak yang mau bertanggung jawab.

“Keluhan kami tidak pernah ditanggapi,” ucapnya.

Tak hanya Benny, Warno, 54, juga berharap di kawasan itu tak dibangun ITF. “Jangan lah, seha­rus­nya di lokasi lain yang jauh dari permukiman,” ujarnya.

Dia ragu dengan kualitas pengolahan sampah yang akan dibangun pemerintah nanti. Saat ini saja, dua mesin pengolahan sampah yang ada di UPTS Sunter kerap rusak sehingga memunculkan antrean truk pembawa sampah. Alhasil, begitu puluhan truk sampah sudah parkir untuk mengantre, aroma di kawasan itu langsung berubah.

“Biasanya begitu. Kalau mesin rusak, baunya ampun,” sebutnya. (Fer/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya