Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

72,7 Persen Sumber Pencemaran Sungai Dari Limbah Permukiman

Nicky Aulia Widadio
13/9/2018 16:15
72,7 Persen Sumber Pencemaran Sungai Dari Limbah Permukiman
(ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

WAKIL Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana menuturkan 72,7% sumber pencemaran sungai di Ibu Kota berasal dari limbah permukiman. Sumber pencemaran lainnya ialah dari limbah perkantoran dan komersial sebesar 17,3%, dan dari limbah industri sebanyak 9,9%.

"Pencemaran utama itu penyebabnya dari rumah tangga, ada di permukiman. Bukan di perkantoran atau industri, meskipun industri juga menyumbang," kata Ali ketika ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (13/9).

Ali menjelaskan jenis air limbah yang mencemari sungai di Jakarta terbagi tiga. Pertama, grey water atau limbah yang berasal dari air mandi dan cuci. Kedua, black water yang berasal dari tinja. Ketiga, air limbah dari kegiatan industri.

Sementara 72,7% limbah rumah tangga yang mencemari air sungai di Jakarta terdiri dari gabungan antara air mandi dan cuci serta limbah tinja.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini tengah merumuskan rencana detail (roadmap) untuk mengatasi pencemaran air sungai di Ibu Kota. Ali belum bisa menjelaskan secara teknis langkah-langkah yang akan dilakukan Pemprov DKI untuk mengurangi pencemaran sungai.

Dia mencontohkan untuk mengatasi limbah rumah tangga, Pemprov DKI tengah memetakan kebutuhan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal. Dengan demikian, nantinya limbah rumah tangga tidak langsung mencemari air sungai.

"Misalnya yang dibutuhkan IPAL komunal bagi permukiman, itu sedang dipetakan. Kalau IPAL terkait dengan PD PAL Jaya dan Dinas Sumber Daya Air," jelas Ali.

Selain itu, air sungai yang terbawa ke Jakarta pun biasanya telah dalam kondisi yang tercemar. Dia mencontohkan Kali Mookervart yang ketika masuk dari Tangerang pun sudah dalam kategori tercemar berat.

"Jadi perlu ada upaya bersama antara daerah penyangga, kota-kota atau Pemerintah Kota yang ada di sekitar Jakarta," imbuhnya.

Berdasarkan pengukuran kualitas air yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup tahun 2014 di 90 titik pada 20 sungai di Jakarta hanya 32% sungai yang dikategorikan tercemar berat. Namun persentase itu terus meningkat pada 2015 menjadi 43%, dan meningkat lagi menjadi 60-61% pada 2016 dan 2017.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan keinginannya agar Kali Ciliwung seperti Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan. Keinginan itu ia sampaikan setelah mengunjungi sungai yang kini bersih tersebut.

"Sungai Cheonggyecheon sebuah inspirasi yang sangat bagus, kalau di Jakarta ada Ciliwung bisa jadi bersih seperti ini, wow, dan itu bisa," kata Jokowi di Seoul, Selasa (11/9) lalu.(OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya