Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DALAM delapan bulan menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno sudah lima kali kunjungan kerja ke luar negeri. Kunjungan kerja ke Moskow, Rusia, Selasa (31/7) malam, dinilai dewan tidak tepat.
Kunjungan Sandiaga ke Moskow dilakukan dengan alasan bertemu Wali Kota Moskow membahas kerja sama sister city yang dirajut Djarot Saiful Hidayat sewaktu menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri, Muhammad Mawardi, saat dihubungi wartawan, Rabu (1/8), mengatakan Sandiaga berangkat Selasa (31/7) malam dan kembali Kamis (2/8).
Dengan kunjungannya ke Moskow, Sandiaga sudah lima kali berangkat ke luar negeri. Kunjungan pertama ke Dubai, Uni Emirat Arab, pada November 2017; Tokyo, Jepang, Februari 2018; Amerika Serikat Juni 2018, Singapura 9 Juli, dan Moskow 31 Juli.
APBD DKI 2018 memungkinkan pejabat Pemprov DKI sering ke luar negeri dengan menaikkan anggaran dari Rp35,7 miliar (2017) menjadi Rp54,5 miliar (2018). Uang saku ditetapkan Rp7,1 miliar untuk 1.020 orang.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menyebut Sandiaga sudah terlalu sering pergi ke luar negeri, berangkat dalam waktu yang tidak tepat, serta kurang bermanfaat.
“Momentum ke luar negeri sangat tidak tepat. Selain kurang bermanfaat bagi warga Jakarta, kita sedang punya hajat besar yaitu sebagai tuan rumah Asian Games,” ujar Gembong, Rabu (1/8).
Adanya perhelatan besar di Jakarta, menurut Gembong, seharusnya menjadi perhatian dengan membenahi sebelum musim hujan tiba. “Persoalan banyak, berbenah menerima tamu-tamu negara, kita harus bersolek diri, kemudian juga berbenah menghadapi musim hujan. Semua harus kita antisipasi, jangan malah jalan-jalan ke luar negeri,” kata Gembong.
Menolak
Gembong mengaku diajak serta kunjungan kerja ke Moskow. Namun, ia menolak karena momentumnya tidak tepat. Dia tidak mengetahui apakah ada anggota DPRD DKI lainnya yang ikut Sandi ke Moskow.
Sambil berseloroh, Gembong menyebut Sandi kunjungan kerja ke Moskow, sekaligus jalan-jalan. “Baguslah, jalan-jalan untuk refreshing, mungkin di Jakarta sudah pening,” ungkapnya sambil tertawa.
Gembong menyebut kunjungan kerja ke luar negeri tidak bermanfaat berkaca dari peristiwa sebelumnya. Sandi berkunjung ke Amerika Serikat untuk mengetahui teknologi mengatasi kemacetan pada 24 Juni. Ternyata sampai sekarang Pemprov DKI belum mampu mengatasi kemacetan bahkan kian parah.
Saat itu Gembong mengatakan Jakarta tidak membutuhkan gubernur/wagub DKI kunjungan kerja ke luar negeri karena cuma menghabiskan APBD DKI sebab hasilnya tidak ada. (Ssr/Aya/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved