Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pemprov DKI Diminta Perbaiki Truk Sampah

MI
09/7/2018 10:29
Pemprov DKI Diminta Perbaiki Truk Sampah
(ANTARA/Risky Andrianto)

DINAS Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi membebaskan jam operasional maupun lintasan truk sampah milik Provinsi DKI Jakarta menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Namun, pihaknya meminta Pemprov DKI membenahi kendaraan operasional agar tidak mencemari jalan Kota Bekasi.

“Sudah kami bebaskan jam operasional dan boleh melintas lewat jalur mana saja, tapi tolong harus dibarengi kondisi truk sampah yang baik, jangan yang rusak atau tolong perbaiki agar air licit sampah tidak berceceran di jalanan,” ujar Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi, Johan Budi Gunawan, Sabtu (7/7).

Sebabnya, kata Johan, air licit yang menetes dari truk sampah amat membahayakan keselamatan pengendara lain. Selain berbau busuk, air tersebut bisa membuat pengendara sepeda motor tergelincir. “Air licit itu kalau menetes dengan frekuensi banyak tentu bisa membahayakan keselamatan pengendara sepeda motor,” jelas Johan.

Selain itu, lanjut dia, dari segi keindahan kota, tetesan air licit yang ada mengeluarkan aroma tak sedap. Tak jarang di pagi hari udara yang dihirup di sekitar wilayah Kota Bekasi bukanlah udara segar, melainkan bau busuk sampah.

Untuk itu, pihaknya akan mengevaluasi kembali soal pembatasan jam operasional dan pembatasan jalur agar pemerintah bersangkutan bisa segera memperbaiki kondisi truk sampah milik mereka. “Ya memang saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi tidak membatasi berdasarkan hasil kesepakatan, tapi saya mau lihat berkas kesepakatan itu untuk dievaluasi,” tandasnya.

Truk sampah DKI Jakarta dilaporkan meneteskan air licit berbau busuk saat menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi. Sejumlah pengendara mengeluhkan hal tersebut karena dianggap membahayakan keselamatan mereka saat di jalan.

“Keberadaan air tetesan sampah membahayakan pengendara motor karena kandungannya berminyak sehingga jalan menjadi licin,” kata Dighan, 29, Sabtu (7/7).

Menurut Dhigan, para pengendara kerap menjaga jarak ketika melihat truk sampah di depan mereka. Ini dilakukan untuk menghindari kendaraan dan pakaian yang dikenakan jadi berbau sampah.

“Kalau sudah kena tetesan air licit, saya rela meluangkan waktu untuk membersihkan motor ke tempat pencucian sebelum pulang ke rumah karena airnya memang bau,” jelas Dhigan.

Hal senada juga diungkapkan Santy, 25, pengendara motor lain. Menurut dia, te-tesan air licit itu biasa terjadi di ruas Jalan Raya Narogong, Jalan Sudirman, dan Jalan Ahmad Yani.

Hal ini amat disayangkan sebab Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi, yang merupakan ruas jalan protokol yang menjadi gerbang masuk pusat Kota Bekasi, berbau sampah. “Jalan itu cerminan Kota Bekasi. Jadi, sayang sekali tercemar air licit,” jelas Santy.

Dia meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperbaiki truk sampah agar tetesan air licit tidak mencemari Kota Bekasi. Warga mengetahui armada tersebut milik DKI karena terpasang stiker dan cat berlambang Ibu Kota di bagian pintu truk. (Gan/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya