Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
WAKAPOLRI Komjen Syafruddin menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi siapa dalang dibalik kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (8/5).
"Itu lagi diinvestigasi semuanya, seluruhnya," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5).
Ia pun masih belum bisa menyampaikan lebih lanjut terkait darimana jaringan yang membuat kerusuhan tersebut.
"Jaringannya nanti dijelaskan sama Densus nanti ya, karena ini masih investigasi, ini masih simpang siur sekarang siapa pelaku, siapa yang melakukan. Ini masih dalam proses, perlu waktu dua-tiga hari lah," terangnya.
Terkait senjata tajam yang dipegang oleh narapidana terorisme, ia menegaskan itu bukan simpanan napi, melainkan senjata yang dirampas napi dari tempat penyimpanan senjata di Mako Brimob.
"Senjata tajam didapatkan darimana-mana, kan dia jebol kemana-mana. Dia dapat kaca dipecahkan, dia dapat besi, ini dijebol semua. Tadinya ruang tahanan disekat, semua dijebol, jadi alat-alat, peralatan yang ada di ruang-ruang itu ya ada saja didapatkan," tuturnya.
Ia pun menegaskan bahwa tidak ada temuan simpanan senjata yang dilakukan oleh para napi terorisme. "Tidak ada (temuan simpanan senjata)," ucapnya.
Selain itu, terkait telepon genggam yang dipegang oleh napi terorisme untuk live di media sosial, Syafruddin pun menegaskan bahwa itu adalah ponsel milik anggota Kepolisian. "Itu rampasan," pungkasnya.
Pada Selasa (8/5) terjadi kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Saat kerusuhan tersebut, salah satu napi terorisme sempat live di media sosial. Kerusuhan bermula dari bentrokan antara narapidana terorisme dengan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved