Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pemenang Tender Diduga Bersiap Hengkang (3)

MI/SRI UTAMI/ANATA SYAH FITRI SIREGAR
16/3/2015 00:00
Pemenang Tender Diduga Bersiap Hengkang (3)
(MI/ANATA)
TIDAK banyak aktivitas dari sebuah bangunan yang terletak di pinggiran Tol Jatinegara, di bawah by pass Ahmad Yani Jakarta Timur.

Pengguna jalan akan lebih mudah melihat kegiatan di sebagian dari bangunan tersebut yang menjadi toko bangunan, CV Maher Genteng Jatiwangi.

Padahal, sisi bangunan yang menyatu dengan toko bangunan itu ialah salah satu pemenang proyek pengadaan uninterruptible power supply (UPS) Provinsi DKI Jakarta 2014, CV Bukit Terpadu Utama.

Perusahaan itu memenangi tender pengadaan UPS untuk SMKN 53 Jakarta Barat dengan nilai proyek Rp5,8 miliar.

Pemilik CV, Taufiqurrohim, mengaku tidak menyangka bisa memenangi tender tersebut. Apalagi, selama ini dia hanya mengikuti tender dengan nilai di kisaran Rp300 juta.

"Waktu itu menjelang Idul Fitri, kalau tidak salah. Saya senang sekali sekaligus terharu saat itu bisa menang proyek besar. Tidak pernah terpikir sebelumnya saya bisa menang karena kan perusahaan saya kecil," ujar Taufik saat ditemui Media Indonesia, beberapa waktu lalu.

Taufik mengaku telah bekerja sama dengan pihak penyedia UPS, Istana Multimedia Center, untuk mengikuti tender itu. "Untuk bisa menang harus ada penawaran dulu. Saya waktu itu sudah punya agen untuk pengadaan dan saya ikuti sesuai prosedur," tegasnya.

Kantor CV itu berukuran sekitar 6x5 meter dengan empat meja kayu yang disusun memanjang. Di atas meja terdapat dua unit komputer dan printer yang sudah berwarna kekuningan.

Dua lemari kaca di sudut ruangan dipakai untuk menyimpan dokumen. Di tengah ruangan disediakan sofa juga meja kaca. Di sudut kanan ruang dekat pintu keluar, sebuah meja berantakan dengan stoples berisi kopi, gula, dan teh yang berhamburan. Gelas pun dibiarkan tergeletak di atas meja itu. Letak meja persis berhadapan dengan kamar kecil yang juga berada di pojok ruangan.

Menurut seorang karyawan toko genteng, perusahaan milik Taufiqurrohim baru empat tahun mengontrak di tempat tersebut. Menurutnya, selama ini tidak ada aktivitas yang mencolok dari perusahaan itu. Jumlah karyawannya pun hanya sekitar lima orang.

"Selama ini biasa-biasa saja malah sepi. Pak Taufik juga biasa saja, tidak mewah. Kan selama ini di lantai atas itu ditempati Pak Taufik dan istrinya. Mereka tinggal di sana. Kalau pagi biasanya kasih makan burung," jelasnya.

Beberapa hari berselang, dokumen di meja sudah tidak ada. Lemari juga telah kosong, galon air mineral dan dispenser yang ada di samping sofa tamu juga dibiarkan kosong. Menurut informasi warga, sejumlah barang telah diangkut dari kantor itu pada malam hari.

Saudara Taufik, Euis Atikah, membantah kabar pindah-pindah kantor itu. Meskipun awalnya Euis membantah alamat tersebut ialah kantor miliknya. "Tidak ada yang pindah, masih ditempati, kok," kata Euis.

Pemenang tender lain, PT Astrasea Pasirindo memenangi pengadaan UPS untuk SMAN 65 dan SMAN 35 yang masing-masing senilai Rp5,8 miliar.

Saat ditemui Media Indonesia di kediamannya, Yusman Pasaribu menyangkal memiliki keterkaitan dengan perusahaan tersebut. Padahal, berdasarkan data perseroan dari Kementerian Hukum dan HAM, Yusman ialah direktur utama dari PT itu. "Itu bukan itu bukan perusahaan saya. Saya tidak pernah ada usaha itu," jelas Yusman.

Dia mengaku pernah bekerja di perusahaan swasta dan dia berencana untuk kembali ke kampung halamannya. "Saya dulu bekerja swasta tapi bukan itu, jadi tidak ada yang usaha itu. Saya sekarang sudah mau pindah ke Tapanuli," tegasnya. ( T-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya