Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Masalah Melulu di Tanah Abang

Akmal Fauzi
01/2/2018 09:48
Masalah Melulu di Tanah Abang
(MI/RAMDANI)

POLEMIK penutupan Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum juga usai.

Justru, masalah baru bermunculan sebagai dampak dari prioritas terhadap pedagang kaki lima (PKL) sejak 22 Desember 2017 itu.

Saat ini para pengunjung pusat grosir Tanah Abang tidak bisa lagi menggunakan alat transportasi apa pun di Jalan Jatibaru.

Operasional bus Trans-Jakarta Tanah Abang Explorer gratis disetop hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Sejumlah warga yang terbiasa menggunakan bus Tanah Abang Explorer merasa sangat kecewa.

Ali, pedagang yang rutin berbelanja di Blok F Tanah Abang, misalnya.

Sekarang dia harus berjalan kaki 400 meter untuk mencapai pangkalan bajaj dengan menjinjing dua tas belanjaan besar.

"Ini angkot enggak ada, bus Tanah Abang Explorer enggak ada. Jangan sampai mencari solusi malah membuat masalah baru," cetus Ali, warga Slipi, Jakarta Barat.

Kemarin pagi hingga siang hari, tidak ada angkot yang melintas di Tanah Abang lantaran pengemudi berunjuk rasa di Balai Kota DKI dengan tuntutan Jalan Jatibaru dibuka.

Petugas terpaksa mengadakan moda transportasi alternatif.

Lima mobil patroli Satpol PP dioperasikan mengangkut penumpang yang selama ini dilalui rute bus Tanah Abang Explorer, yaitu Stasiun Tanah Abang, Blok A, Blok G, Halte AURI, hingga flyover Jatibaru.

Petugas Satpol PP bak kernet terus berteriak-teriak memanggil pengunjung agar menaiki angkutan mereka. Ada yang tertarik, tapi sebagian malah menghindar.

"Kesan saya seperti penggiringan. Awalnya saya pikir pengemis digiring untuk diangkut ke Kedoya (Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat). Ternyata jadi angkutan pengganti gratis," kata Yusuf, 31, sambil tertawa.

Ojek daring memanfaatkan kondisi jalan kosong dengan berwara-wiri.

Padahal, jalur itu dinyatakan tertutup dan dijaga petugas Satpol PP. Petugas tidak bertindak meski ojek berlalu lalang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pernah menyampaikan argumentasi bahwa penutupan Jalan Jatibaru menurunkan angka kemacetan.

Di pekan pertama menurun 56% dari Minggu sebelumnya.

Sandiaga menyebut itu sebuah keajaiban.

"Data is fair," paparnya.

Macet meningkat

Data itu disanggah Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra.

Data Sandiaga diambil saat liburan panjang Tahun Baru.

Pekan lalu, polisi memberikan data bahwa terjadi peningkatan kemacetan sebesar 60% di kawasan Tanah Abang akibat penutupan Jalan Jatibaru.

Hal itu diperkuat data Unit Pelaksana Teknis Jakarta Smart City yang menyebut pada pekan kelima seusai penutupan Jalan Jatibaru, lalu lintas di Tanah Abang melambat 263 detik.

Di tempat terpisah, Balai Kota DKI, protes sopir angkot belum mengerucut ke solusi.

Pemprov DKI menjanjikan memberikan solusi Jumat (2/2).

Gubernur DKI Anies Baswedan enggan menanggapi aksi para sopir angkot trayek M08 Tanah Abang-Kota, M10 Tanah Abang-Jembatan Lima, serta M03A rute Roxy-Karet itu.

"Ya sebetulnya enggak usah demo saja," cetusnya sambil berlalu.

Terkait dengan solusi yang akan diambil, Kadishub DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan pihaknya menawarkan angkot boleh melintas di bawah flyover Jatibaru Raya lalu memutar menuju pintu keluar Stasiun Tanah Abang.

Namun, mereka tidak serta-merta dibebaskan melintas begitu saja.

Hanya ada maksimal 15 angkot yang boleh menunggu penumpang di bawah flyover.

"Pas masuk ke-16, yang satu depan harus berangkat," imbuhnya. (Nic/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya