Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pemprov DKI Komit Tekan Gangguan Kejiwaan Warga

25/1/2018 08:10
Pemprov DKI Komit Tekan Gangguan Kejiwaan Warga
(MI/SUSANTO)

DINAS Kesehatan DKI Jakarta melakukan upaya untuk menekan angka warga dengan masalah gangguan kejiwaan.

Salah satu upaya dilakukan dengan membentuk Jakarta Institute for Mental Health.

Lembaga itu bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan masalah gangguan jiwa.

Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno telah membicarakannya dengan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Julaga HC Lumban Tobing, Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Koesmedi Priharto, dan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa DKI Jakarta Nova Riyanti Yusuf.

Dari diskusi itu, muncullah data bahwa 20% warga DKI Jakarta mengalami gangguan kejiwaan.

Angka 20% itu, ungkap Koesmedi, keluar dari pendataan tim KPLDH (Ketuk Pintu Layani dengan Hati) ke rumah-rumah penduduk.

Pendataan itu sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu.

Sebelumnya pada 2013, pihaknya melansir data warga yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 1,1% atau sekitar 11 ribu jiwa.

Saat itu data diambil dari warga yang alami gangguan jiwa yang ditemukan seperti di jalan dan di panti. Pihaknya belum mengecek ke rumah-rumah warga langsung,

Setelah dilakukan pendataan langsung ke rumah penduduk, jelas Koesmedi, terhitung jumlah keseluruhan mencapai 20% warga Jakarta mengalami gangguan kejiwaan.

Menurutnya, banyak keluarga dari orang yang mengalami gangguan kejiwaan tidak melapor bahkan terkesan disembunyikan.

Untuk itu tim KPLDH melakukan pendataan.

"Jadi program itu tetap nanti leading sektornya dari tim KPLDH (Ketuk Pintu Layani dengan Hati) di setiap puskesmas melakukan pemantauan dan pendataan ke warga ," kata Koesmedi.

Jika mengacu pada data Badan Pusat Statisik, jumlah penduduk DKI Jakarta, tahun 2017 tercatat ada 10,37 jiwa penduduk di Jakarta.

Artinya, dengan angka 20% berarti ada sekitar 2 juta orang di Jakarta yang mengalami gangguan jiwa.

Koesnaedi menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat untuk lebih memperhatikan masalah kesehatan jiwa.

Khususnya untuk lingkungan terdekat, mulai keluarga dan tetangga.

Dengan deteksi dini, kesembuhan bisa semakin cepat.

Untuk itu, Ia mengimbau warga agar segera memeriksakan diri jika terindikasi gangguan jiwa.

Dari program Jakarta Institute for Mental Health itu, kata Koesmedi, dilakukan upaya preventif terhadap warga agar terhindar masalah gangguan kejiwaan .

"Jadi, kami lakukan pencegahan. Misalnya orang yang sudah mulai depresi, panik, gelisah itu dilakukan pendampingan. Makanya kami himbau warga untuk melapor bisa datang juga ke puskesmas," jelasnya. (Mal/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya