Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
MINIMNYA pemeliharaan struktur mengakibatkan korosi/karatan sehingga kekuatan sling dan baut berkurang. Akibatnya, lantai gantung (mezanin) Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) runtuh pada Senin (15/1).
"Dugaan kegagalan bangunan gedung pada selasar Lobi Gedung BEI, dapat terjadi karena penurunan kekuatan sling, baut, atau penjepit akibat korosi. Serta, robeknya (titik) pertemuan baja dengan beton kolom atau balok," demikian keterangan tertulis yang dikaji 13 tim kerja kajian teknis Kementerian PUPR, kemarin.
Dalam keterang tertulis yang beredar tersebut, pengelola Gedung BEI mengakui selama ini memang pemeliharaan mezanin hanya berupa mechanical engineering (ME) dan kebersihan. Tidak ada pemeliharaan struktur. Untuk itu, Kementerian PUPR mengimbau perlu dilakukan pengamatan lebih dekat terutama pada area yang diperkirakan sebagai titik pemicu kegagalan bangunan.
"Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut terhadap dokumen pembangunan gedung. Juga perlu dilakukan simulasi rekonstruksi pembebanan untuk menilai kemampuan struktur dalam memikul beban yang terjadi dikomparasi terhadap beban rencana," jelas keterangan tersebut.
Sementara itu, Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR mengatakan keterangan berupa power point itu masih laporan awal hasil kajian staf Kementerian PUPR yang bersifat tidak resmi. Keterangan tertulis itu juga dilampirkan surat berkop Kementerian PUPR tentang penunjukan personel tim kerja serta kajian. Surat itu ditandatangani Sekretaris Dirjen Cipta Karya Rina Agustin Indriani pada Senin (15/1).
Struktur sekunder
Direktur Cushman & Wakefield Indonesia Farida Riyadi, selaku pengelola gedung telah menggandeng empat konsultan independen untuk mengecek struktur gedung.
Mereka juga menunjuk Laboratorium Struktur dan Material Universitas Indonesia, PT Gistama Inti Semesta sebagai civil engineering consultant, PT Arkonin, dan PT Remata Daksa Optima untuk melakukan assessment atas kekuatan struktur gedung bursa.
"Hasilnya, pertama struktur yang runtuh merupakan dari struktur sekunder dan bukan struktur utama gedung. Kedua, kegagalan dimulai dari kapasitas sambungan penggantung lantai mezanin yang terlampaui. Ketiga, antara Tower 1 dan 2 merupakan dua bangunan independen dengan struktur terpisah," ujarnya saat konferensi, kemarin.
Meski tidak memengaruhi struktur utama gedung, konsultan tetap menyarankan assesment struktur sekunder dalam hal ini mezanin tetap dilakukan menyeluruh. Maka untuk sementara selasar tidak difungsikan atau ditutup selama dalam penelitian. Untuk penyebab, pengelola belum bisa memberikan pernyataan apa pun sebelum ada hasil dari Puslabfor Polri.
Kadiv Humas Mabes Polri Setyo Wasisto mengatakan beberapa sampel seperti beton dan besi telah dibawa untuk diperiksa di laboratorium dan kegiatan di lokasi dinyatakan selesai.
"Untuk gedung lain struktur layak dan aman. Besok (hari ini) diharapkan bisa digunakan untuk Tower 1 dan 2. Kami tidak bisa memberikan timeline atau deadline lama waktu pemeriksaan laboratorium," jelas Setyo. (Try/Aya/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved