Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Aduan Warga lewat Qlue kian Menurun

12/1/2018 09:28
Aduan Warga lewat Qlue kian Menurun
(DOK MI/Galih Pradipta)

QLUE merupakan sarana pengaduan warga berbasis aplikasi di bawah naungan PT Qlue Performa Indonesia bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.

Aplikasi itu merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan sarana bagi warga mengadu dengan lebih cepat dan praktis.

Aplikasi itu diluncurkan pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI pada 2014-2017.

Ada tiga metode registrasi untuk dapat mengakses aplikasi Qlue yakni log in melalui e-mail yang terdaftar, menggunakan Facebook, serta akun Google+.

Setelah itu pengguna mengisi nama akun (user name), jenis kelamin, serta domisili tempat tinggal. Lalu melaporkan keluhan.

Fitur pengaduan meliputi pengamatan tempat umum, pelaporan isu lokal disertai dengan fitur penambah foto.

Setelah mengirimkan foto, pengguna diarahkan untuk memilih subjek yang terkait dengan pelaporan. Terdapat 25 kategori subjek yang bisa dipilih.

Fitur ketiga ialah untuk berkomunikasi dengan pengguna Qlue lainnya melalui posting-an, misalnya memberi masukan atau mengajak kerja bakti bersma.

Setiap posting-an tergabung di lini masa Qlue.

Akan ada status yang menunjukkan posting-an masih diproses (waiting) atau sudah ditindaklanjuti (complete).

Denada Patricia Dewani, 22, karyawan swasta warga Matraman, Jakarta Timur, mengaku mengunduh aplikasi Qlue awal 2016.

Ia terkesima karena Qlue sangat inovatif menjawab kebutuhan warga.

"Saya mau buktiin seberapa cepat tindak lanjutnya. Saya buat laporan tentang sampah yang menggunung di pinggir jalan. Dalam tempo 10 menit sudah dibersihkan. Itu keren banget," tutur Denada, Rabu (10/1).

Namun, ia menyayangkan aplikasi tersebut hanya kompatibel pada sistem operasi Andorid, sedangkan ia pengguna produk Ios.

Ia juga merasapublikasi mengenai program Qlue sangat kurang.

Terbukti dari sebagian besar kerabatnya hanya pernah mendengar, tetapi tidak memahami manfaat Qlue.

Eka Aprilia, 21, mahasiswi asal Kosambi, Jakarta Barat, sempat menggunakan Qlue pada awal 2016 dan kini meninggalkannya.

Ia bingung membuat laporan pada aplikasi tersebut.

"Waktu itu mau laporin jalan rusak, tapi bingung harus klik yang mana. Enggak ada instruksi yang jelas dan tertata. Jadi enggak lama setelah itu saya uninstall saja," tuturnya.

Kepala Unit Jakarta Smart City Setiaji mengonfirmasi partisipasi masyarakat terhadap Qlue memang menurun.

Pada periode 2015-2016 laporan masuk rata-rata 1.500 per hari, tetapi beberapa bulan belakangan hanya sekitar 500.

Ia mengecek penyebab penurunan dan mendapati dinas-dinas terkait mampu menyelesaikan permasalahan sebelum warga mengadu.

"Alasan lainnya, warga problem solving sendiri. Di Qlue itu ada fitur agar pengguna saling interaksi, warga berinisiatif kerja bakti atau semacamnya," ujar Setiaji, Rabu (10/1).

Setiaji mencatat laporan terbanyak di Qlue ialah mengenai sampah.

Adapun jumlah pelapor terbesar dari wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat. (Dea Andriani/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya